Tekanan profit taking yang mendera dollar AS hingga sejak awal sesi Asia perdagangan hari Senin (21/11) terus berlanjut hingga penutupan perdagangan sesi Amerika beberapa jam yang lalu. Setelah 10 hari perdagangan rally kencang dan mencapai posisi tertinggi dalam 13,5 tahun , dollar AS alami retreat pertama.
Harapan perekonomian Amerika Serikat lebih baik dibawah pemerintahan Trump dengan menaikkan belanja fiskal dan inflasi telah mendorong dollar AS melaju sangat kencang yang telah dimulai sejak hari pertama terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS terbaru. Selain itu sentimen Trumpeconomics juga memperkuat rencana Fed menaikkan suku bunganya akhir tahun ini.
Dan masuki perdagangan forex hari Selasa (22/11), dollar AS kembali tertekan sangat kuat dalam perdagangan USDJPY pasca gempa kuat di Jepang. Hingga sesi malam, katalis penggerak dollar AS datang dari data existing home sales yang diperkirakan menurun dari periode sebelumnya.
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dollar AS terhadap enam mata uang utama kini bergerak di posisi 100.69, setelah di awal perdagangan sesi Asia dibuka pada kisaran 100,85 dan sesi sebelumnya ditutup pada kisaran 100.86
Joel/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor : Jul Allens