Presiden Joko Widodo optimis bahwa Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia dapat mengatasi permasalahan dan tantangan kondisi ekonomi dunia saat ini yang tidak menguntungkan bagi para pelaku usaha sehingga menyebabkan perdagangan dunia melemah. Demikian disampaikan Presiden Jokowi saat menerima pelaku sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang hadir di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (25/11), seperti yang dilansir dalam website Sekretariat Kabinet.
Untuk memajukan sektor UMKM tersebut, maka Presiden Jokowi meminta masukan dari para pelaku UMKM seperti kemudahan peminjaman modal, situasi pasar, hingga proses produksi.
Pertemuan tersebut dihadirii oleh sekitar 30 pelaku usaha yang terdiri dari usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah, yang bergerak di berbagai bidang, antara lain pakaian, makanan, kerajinan tangan, hingga jasa cuci motor.
Presiden Jokowi sangat konsen dengan sektor UMKM, mengingat 70 persen – 80 persen dari lapangan kerja di Indonesia ada di Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Pada kesempatan sebelumnya, saat membuka Pameran Waralaba dan UKM Indonesia 2016 (Indonesia Franchise & SME Expo atau IFSE), di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (25/11), Presiden Jokowi mendukung untuk sektor UMKM bergerakn dalam bisnis franchise atau waralaba yang sangat cocok untuk Indonesia.
“Konsep waralaba juga baik untuk efisiensi ekonomi, standarisasi yang lazim diterapkan dalam konsep franchise, membawa skala ekonomi yang kemudian bisa menghemat banyak ongkos,” demikian dinyatakan Presiden Jokowi.
Untuk itu, Presiden Jokowi mengingatkan, bahwa negara kita memiliki 34 provinsi, 516 kabupaten/kota, sehingga potensi domestik sangat besar untuk pengembangan waralaba Indonesia.
Doni/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang