Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia terpantau balik menguat sejalan kenaikan bursa global dan kawasan dan situasi keamanan dalam negeri yang relatif aman, sehingga secara mingguan bursa ditutup menguat 2,14% ke level 5,245.96. Untuk minggu berikutnya (5-10 Desember), IHSG kemungkinan masih dalam kondisi konsolidasi mengingat bursa kawasan yang fluktuatif. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 5200 dan 5375, sedangkan support di level 5043 dan kemudian 4965.
Mata uang rupiah seminggu lalu terlihat cukup stabil walau masih dalam tekanan dengan dollar yang terus perkasa di pasar global, di mana secara mingguan rupiah stabil seputar level 13,512. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,680 dan 13,723, sementara support di level 13,100 dan 13,000.
Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
- Dari kawasan Amerika:berupa rilis data ISM Non-Manufacturing PMI pada Senin malam; diikuti dengan rilis Crude Oil Inventories pada Rabu malam; disambung dengan data tenaga kerja Unemployment Claims pada Kamis malam; diakhiri dengan rilis Prelim UoM Consumer Sentiment pada Jumat malam.
- Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data Services PMI Inggris pada Senin sore; diteruskan dengan rilis Minimum Bid Rate ECB pada Kamis sore yang diperkirakan bertahan di level sangat rendah 0.0%.
- Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data Cash Rate dari RBA Australia pada Selasa pagi yang diperkirakan tetap berada di level 1.50%.
Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar terlihat masih kuat –walau mulai tertahan- dengan keyakinan investor bahwa the Fed akan segera menaikkan suku bunganya, di mana secara mingguan index dollar AS terpantau stabil seputar level 101.390.
EURUSD, pekan lalu euro dollar terpantau konsolidasi sekitar level 1.0563, posisi dua tahun rendahnya. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.0518 dan 1.0463 sementara resistancepada 1.0820dan kemudian 1.1135.
GBPUSD, minggu lalu terlihat naik ke level 1.2727terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level support pada 1.2014dan kemudian 1.2000, sedangkan resistance pada 1.2785 dan 1.3445.
USDJPY, minggu lalu berakhir menguat ke level 113.82. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 111.50 dan 113.85, serta support pada 106.00 serta level 101.22.
AUDUSD, aussie dollar terpantau melemah tipis ke level 0.7431. Range minggu ini akan berada di antara support level di 0.7285 dan 0.7145, sementara resistance level di 0.7580 dan 0.7780.
Pasar Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum menguat searah dengan penguatan bursa global menjelang kemungkinan kenaikan bunga the Fed. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau mengalami penguatan ke level 18,426. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 18570 dan 20045, sementara support pada level 16120 dan lalu 15915. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 22580. Minggu ini akan berada antara level resistance di 23620 dan 24365, sementara support di 21715 dan 21220.
Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau masih menguat walau agak terpangkas setelah menyentuh rekor, sementara pasar concern dengan hasil referendum di Italy – Eropa. Dow Jones Industrial secara mingguan menguat ke level 19165.77, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 19220 dan 19300, sementara supportdi level 18725 dan 17880. Index S&P 500 minggu lalu menguatke level 2187.33, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2212 dan 2230, sementara support pada level 2150 dan 2080.
Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau masih lemah di level 9.5 bulan terendahnya dengan tekanan kekuatan dollar, sehingga berakhir dalam harga emas dunia yang agak melemah ke level $1175.68 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1210 dan berikut $1337, serta support pada $1160 dan $1125. Di Indonesia, harga emas terpantau melemah ke level Rp508,795.
Memasuki bulan terakhir di tahun ini, pasar investasi memang kadang bergerak sepertinya tidak beraturan. Sebagian orang akan menyebutnya sebagai “anomali”. Namun demikian, kalau Anda rajin ikuti ulasan market outlook ini, yang diasuh oleh pengamat dan pelaku pasar sesungguhnya, Anda kemungkinan besar akan sependapat bahwa banyak prediksi pergerakan pasar di sini yang terbukti akurat pada kondisinya yang aktual. Bisa jadi, Anda sudah tersenyum menikmati sejumlah profit investasi selama setahun ini. Syukurlah bila demikian. Bagi Anda yang belum menikmati profit investasi yang diharapkan, masih ada banyak kesempatan di depannya. Bersamalah kami terus, karena seperti Anda tahu, kami hadir demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!
By Alfred Pakasi ,
CEO Vibiz Consulting
Vibiz Consulting Group
Editor: Jul Allens