Mengawali perdagangan forex sesi Asia hari terakhir tahun ini (30/12), dollar AS kembali mendapatkan tekanan jual cukup besar oleh sentimen liburan akhir tahun. Pekan ini pasar lebih banyak menjual dollar yang sudah tinggi dalam 2 bulan terakhir pasca pilpres AS dan mengalihkannya kepada investasi safe haven seperti emas dan juga yen Jepang.
Rilis data ekonomi yang mantap pada perdagangan semalam juga tidak dapat mengangkat dollar, data unemployment claims mingguan menurun dari periode pekan sebelumnya. Namun sedikit terbebani oleh buruknya data neraca perdagangan barang bulan November yang bertambah defisit.
Setelah pasar Asia dibuka terpantau dollar AS anjlok terhadap semua rivalnya hingga menyentuh posisi terendah dalam 2 pekan terakhir dan kemudian naik kembali di posisi terendah dalam sepekan.
Untuk pergerakan sesi Amerika malam nanti, terdapat penggerak minor untuk dollar AS dari rilis data ISM Chicago PMI. Data tersebut diperkirakan menunjukkan penurunan alias menunjukkan data yang buruk.
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dollar AS terhadap enam mata uang utama pada awal perdagangan sesi Asia (30/12) dibuka lebih rendah dari periode akhir sebelumnya dan berada di posisi 102.60, dan kini bergerak pada kisaran 102.23. Perdagangan sebelumnya ditutup pada posisi 102.59.
Joel/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang