Ditengah momentum bullish dollar AS, euro berhasil rebound pada perdagangan sesi Eropa hari Senin (9/1) imbas keuntungan perdagangan terhadap poundsterling Inggris. Euro yang alami tekanan terhadap dollar AS merespon kuatnya yield obligasi AS akhir pekan lalu, rebound pasca rally kuat euro terhadap pound hingga mencapai posisi tertinggi dalam 12 pekan.
Lihat: Komentar PM Inggris Pukul Poundsterling ke Posisi Terendah 12 Minggu
Mengawali perdagangan forex sesi Eropa, pair EURGBP melesat cukup tinggi oleh sentimen hard brexit yang memberatkan langkah poundsterling di pasar forex. Keuntungan perdagangan dengan rival euro lainnya ini memberikan jalur kuat bagi rebound EURUSD yang sudah tertekan sejak akhir pekan lalu.
Hari ini juga terdapat beberapa rilis data ekonomi yang dapat memberikan tekanan tambahan bagi pergerakan euro, seperti data dari Jerman yang mixed, dan data unemployment rate kawasan Euro dan Italia. Rilis data Jerman menunjukkan data yang mixed dikarenakan salah satu data menurun yaitu data produksi industri bulan November.
Pergerakan kurs euro sesi Eropa (15:30:00 WIB) bergerak kuat terhadap dollar AS, setelah dibuka lebih rendah dari perdagangan sebelumnya pada 1.0531 di awal perdagangan sesi Asia, kini kurs Euro masih berada di posisi 1.0547 setelah sempat mencapai posisi tertinggi 1.0556.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga penutupan perdagangan sesi Amerika yang berakhir besok pagi, analyst Vibiz Research Center melihat pair EURUSD secara teknikal akan naik ke kisaran resisten 1.0564 – 1.0590. Dan jika terjadi koreksi kembali ke kisaran 1.0511-1.0483.
H Bara/VBN/VMN/Analyst Vibiz Research Center Editor : Asido Situmorang