Masuki perdagangan forex sesi Asia awal pekan (9/1), kurs pound Inggris sempat bergerak rebound setelah akhir pekan tertekan kuat. Namun anjlok kembali menerima sentimen negatif dari pernyataan PM Inggris Theresa May yang mempertebal sentimen hard brexit. Karenanya perdagangan poundsterling terhadap banyak mata uang dunia ikut tertekan.
Theresa May menyatakan akan melakukan negoisasi perdagangan ke beberapa negara Eropa setelah keluar dari Uni Eropa, hal ini memicu ekspektasi pasar yang buruk akan proses brexit yang lebih cepat setelah bulan Maret saat pernyataan resminya keluar.Respon pasar akan sentimen ini membuat pound anjlok ke posisi terendah dalam 12 minggu.
Untuk data ekonomi sebagai penggerak poundsterling di sesi Eropa terdapat data halifax sebagai penggerak mayor. Data ini diperkirakan meningkat dari periode sebelumnya, namun jika data tersebut meningkat signfikan ada kekuatan baru bagi pair GBPUSD untuk rebound. Tetapi hingga sesi malam sentimen hard brexit masih akan mendera pair.
Pergerakan kurs pound di sesi Eropa (15:00:27 WIB) masih lemah terhadap dollar AS, setelah dibuka lebih rendah dari perdagangan sebelumnya pada posisi 1.2250 di awal perdagangan sesi Asia (00.00 GMT), kini kurs pound bergerak di posisi 1.2190.
Analyst Vibiz Research Center melihat gerak pair GBPUSD selanjutnya negatif dan akan menuju kisaran 1.2173-1.2161, dan jika terjadi koreksi positif akan naik kembali menuju 1.2194– 1.2201.
Joel/VBN/VMN/Analyst Vibiz Research Center Editor : Asido Situmorang