Mengakhiri perdagangan forex sesi Asia hari Selasa (10/1) dollar AS masih dalam kondisi tertekan terhadap banyak rival utamanya kecuali terhadap poundsterling. Tekanan anjloknya imbal hasil obligasi AS perdagangan sesi Amerika semalam masih membebani dollar. Jelang sesi Eropa dollar berusaha naik sedikit demi sedikit dengan pijakan sentimen dari data JOLTS job openings yang diperkirakan meningkat.
Aksi jual yang cukup besar terhadap dollar sejak akhir tahun hingga hari Selasa (9/1) merupakan aksi jual yang paling hebat dialami dollar dalam setahun terakhir. Sebaliknya telah terjadi aksi beli lanjutan pada rival-rival utama dollar kecuali poundsterling. Pound alami tekanan jual lanjutan masih dipicu oleh sentimen hard brexit.
Untuk pergerakan selanjutnya pekan ini, dollar AS masih menunggu pidato kenegaraan pertama Presiden Donald Trump setelah memenangkan suara terbanyak dalam pilpres bulan November lalu. Dollar berusaha mengambil momentum pidato yang akan dilakukan pada hari Rabu besok (11/1).
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dollar AS terhadap enam mata uang utama pada akhir perdagangan sesi Asia anjlok ke posisi 101.56. Sedangkan awal perdagangan sesi Eropa dibuka lebih kuat ke posisi 101.69 dan sempat bergerak pada posisi tertinggi di 101.96.
Joel/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang