Rebound pair GBPUSD hanya bertahan selama 1 hari pada perdagangan hari Selasa (10/1), dan masuki sesi Asia hari Rabu (11/1) retreat kembali oleh profit taking menyimak kembali efek sentimen hard brexit di Inggris dan juga kondisi kawasan Eropa. Apalagi fokus pasar global hari ini tertuju pada momentum pidato Presiden Donald Trump yang diperkirakan dapat melajukan dollar AS lebih tinggi.
Sentimen penggerak GBPUSD hari ini datang dengan kekuatan data yang mixed setelah kantor statistik nasional Inggris (ONS) laporkan beberapa rilis data penting. Data yang positif dan memberikan tenaga bagi pair dari data produksi manufaktur dan industri Inggris yang melebihi ekspektasi kenaikan data.
Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, sentimen hard brexit masih terus membebani langkah poundsterling untuk bangkit kembali dari tekanan brexit pertama kali tahun lalu. Selain itu prospek penguatan dollar AS mengalahkan banyak rival utamanya memberikan tekanan tambahan.
Pergerakan kurs pound di sesi Eropa (17:50:27 WIB) masih lemah terhadap dollar AS, setelah dibuka lebih tinggi dari perdagangan sebelumnya pada posisi 1.2178 di awal perdagangan sesi Asia (00.00 GMT), kini kurs pound bergerak di posisi 1.2134 setelah sempat capai posisi tertinggi pada 1.2198.
Analyst Vibiz Research Center melihat gerak pair GBPUSD selanjutnya masih negatif dan akan menuju kisaran terendahnya di 1.2096, dan jika tidak sampai akan naik kembali menuju 1.2201– 1.2239.
Joel/VBN/VMN/Analyst Vibiz Research Center Editor : Asido Situmorang