Pergerakan poundsterling dalam perdagangan forex akhir bulan Januari (31/1) sedang rally pendek di tengah anjloknya dollar AS dan bursa saham kawasan Asia. Biasanya mata uang yang memiliki yield cukup tinggi ini akan terpangkas jika perdagangan aset beresiko tertekan seperti yang terjadi paqi ini. Pound Inggris rebound setelah pekan lalu dalam 3 hari berturut perdagangan merugikan.
Dan selain itu dari sisi rilis data ekonomi pada sesi Eropa nanti tidak banyak memberikan tenaga, karena hari ini hanya laporan data pinjaman publik dan mortgage aprovals yang diperkirakan menunjukkan data yang lebih baik. Melihat kondisi tersebut, laju pair GBPUSD banyak digerakkan oleh sentimen pasar global.
Pergerakan poundsterling sesi Asia (09:30:00 WIB) bergerak kuat terhadap dollar AS, setelah dibuka lebih rendah dari perdagangan sebelumnya pada 1.2483 di awal perdagangan sesi Asia, kini pair GBPUSD berada di posisi 1.2511 setelah sempat mencapai posisi tertinggi 1.2514 dan terendah di 1.2481.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga penutupan perdagangan sesi Amerika yang berakhir besok pagi, analyst Vibiz Research Center melihat pair GBPUSD secara teknikal dapat lanjutkan rebound ke resistennya, apalagi jika masuki sesi Amerika dapat koreksi positif oleh sentimen buruknya rilis data advanced PDB Q4-2016 Amerika Serikat.
Joel/VBN/VMN/Analyst Vibiz Research Center Editor : Asido Situmorang