Kebijakan moneter Bank Sentral Inggris (BOE) yang disampaikan pada hari Kamis (2/3) sangat mengecewakan kurs pound Inggris hingga anjlok 1 persen lebih ke posisi terburuk perdagangan sebelumnya. Pasar melihat BOE khawatir tentang inflasi di negerinya yang sedang naik sehingga tidak berani menaikkan suku bunganya.
Meskipun BOE menaikkan target pertumbuhan inflasi dari 1,4% menjadi 2% pada tahun 2017 namun mempertahankan perspektif inflasi tidak berubah. Selain itu Gubernur BOE Carney menyatakan ada batas yang dapat ditoleransi jika target tercapai sehingga tidak terburu-buru untuk menaikkan suku bunga.
Masuki perdagangan sesi Asia hari Jumat (3/2) kurs poundsterling dibuka di posisi lebih rendah dari perdagangan sebelumnya yaitu di posisi 1.2524 dan kini pair sedang bergerak di kisaran 1.2519. Secara teknikal posisi pound berpotensi untuk naik ke posisi resisten kuatnya yang berada di posisi tertinggi perdagangan sebelumnya.
Sentimen yang memperburuk usaha rebound pair sepanjang hari ini yaitu data service PMI yang dilaporkan Markit pada awal sesi Eropa, karena data ini diperkirakan lebih rendah dari periode sebelumnya. Pelemahan akan berlanjut jika momentum penggerak dollar AS menggembirakan pasar.
Joel/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang