Tingkat inflasi tahunan Indonesia meningkat pada bulan Februari, terpicu kenaikan untuk makanan olahan dan baku serta kesehatan, demikian rilis Biro Pusat Statistik (BPS) Indonesia pada hari Rabu (01/03).
Tingkat inflasi tahunan Februari adalah 3,83 persen, dibandingkan dengan bulan Januari 3,49 persen dan 3,90 persen yang diperkirakan dalam jajak pendapat Reuters.
Sedangkan secara bulanan, indeks harga konsumen naik 0,23 persen di bulan Februari.
BPS menyatakan bahwa inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,39 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,75 persen; kelompok sandang sebesar 0,52 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,26 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,08 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,15 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,31 persen.
Inflasi inti, yang tidak termasuk harga administer dan volatile makanan, juga naik pada bulan Februari, menjadi 3,41 persen dari 3,35 persen pada bulan sebelumnya.
Tingkat inflasi bulan Februari ini sejalan dengan tagret inflasi Bank Indonesia yang menargetkan inflasi tahunan antara 3 hingga 5 persen tahun ini.
Doni/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center Editor : Asido Situmorang