Kekecewaan pasar akan pengumuman kebijakan moneter Federal Reserve sebagai bank sentral Amerika Serikat pekan lalu yang tidak memberikan proyeksi kenaikan suku bunga berikutnya semakin jelas setelah seorang pejabat tinggi Fed memberikan sinyal dovish seperti yang diperkirakan sebelumnya. Akibatnya dollar AS bertambah buruk performanya masuki perdagangan forex hari kedua pekan ini (21/3).
Presiden Fed Chicago Charles Evans dalam suatu event di New York menyatakan Fed tidak akan mempercepat kenaikan bunga selanjutnya. Pasar yang memiliki persepsi Fed tidak segera menaikkan suku bunganya semakin kuat dan membuat rival utama dollar AS bergerak kuat.
Untuk pergerakan selanjutnya hingga sesi Amerika malam nanti, dollar AS dikhawatirkan masih akan menerima sentimen negatif dari rilis data current account yang diperkirakan negatif atau semakin bertambah defisitnya. Dan sebelumnya rilis data terdapat pidato atau komentar seorang pejabat tinggi Fed lainnya seperti Presiden Fed Kansas City Esther George, Presiden Fed Cleveland Loretta Mester dan Presiden Fed Boston Eric Rosengren.
Indeks dollar yang menunjukkan kekuatan dollar AS terhadap banyak rival utamanya di tengah perdagangan forex sesi Asia hari Senin (21/3) bearish di 100.18 setelah dibuka pada posisi 100.32 dan sempat menyentuh posisi tertinggi di 100.46. Awal pekan dollar AS ditutup menguat ke posisi 100.33.
Joel/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang