Yen Jepang yang berhasil mencetak rekor tertinggi dalam 5 bulan pada sesi Asia terpangkas oleh menurunnya minat perdagangan aset safe haven masuki perdagangan sesi Eropa, sehingga pair USDJPY berhasil rebound setelah 2 hari berturut anjlok parah pasca serangan Amerika ke Suriah dan ancaman Tiongkok-Jepang terhadap Korea Utara.
Kekhawatiran pasar global akan kondisi geopolitik beberapa hari terakhir telah membuat bursa saham dunia terpukul cukup signifikan. Namun bangkitnya kembali perdagangan saham Asia dan juga Eropa membuat perdagangan aset safe haven kurang menarik seperti yen Jepang dan juga komoditas logam mulia.
Namun diawal sesi Asia yen masih sempat bergerak kuat meskipun terdapat sentimen penggerak kurs yang negatif dari rilis data pesanan pabrik Jepan. Data tersebut diawal sesi Asia, menunjukkan nilai yang lebih rendah dari ekspektasi meningkatnya data periode sebelumnya yang kontraksi.
Pergerakan pair USDJPY sesi Eropa (15:50:21 WIB) bergerak positif setelah dibuka flat pada posisi 109.60 awal perdagangan sesi Asia (07.00 WIB), USDJPY kini bergulir naik pada posisi 109.74 setelah sempat mencapai posisi terendah di 109.33.
Untuk perdagangan selanjutnya, pair masih akan melaju ke resisten kuatnya di posisi 110.30 pada sesi Amerika. Namun jika tidak sampai kisaran tersebut akan turun kembali menuju posisi terendah 109.33 dan meluncur ke support lemahnya di 108.95.
Joel/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang