Pengembangan Kota-Kota Baru di Indonesia; Waspadai Risikonya

921

Pengembangan kawasan Jabodetabek saat ini terlihat begitu pesat. Pertumbuhan kota di wilayah barat dahulu hanya sampai Tangerang, sekarang sudah berkembang sampai ke Maja. Hal ini juga terjadi di wilayah timur, tidak hanya Bekasi yang tumbuh pesat, tetapi juga sudah mencapai kawasan Karawang. Pembangunan infrastruktur yang dikembangkan pemerintah maupun pengembang swasta dikawasan peyangga Jakarta sangat masif. Tak heran banyak pengembang besar saat ini sudah mulai beralih ke kawasan sekitar penyangga Jakarta untuk mengembangkan bisnisnya, mulai dari Lippo Group, Ciputra, Agung Podomoro dan lainnya.

Banyak pengembang properti yang berupaya mewujudkan kota baru yang terintegrasi. Mereka mengemas kawasan industri yang terintegrasi dengan sejumlah fasilitas penunjang sehingga menjadi kota mandiri. Didalam kawasan industri ini juga terdapat bangunan residensial dan komersial yang mendekatkan para penghuni dengan pusat kegiatan ekonomi dan bisnis.

Beberapa Kota Baru yang sedang berkembang saat ini, diantaranya :

  1. Kota Meikarta

Mengembangkan proyek raksasa berskala internasional bertajuk Meikarta dengan lahan seluas 500 hektar di bagian paling timur Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Proyek Meikarta ini akan rampung dalam kurun 20 tahun ke depan dengan investasi sebesar Rp 278 triliun. Rencana akan dikembangkan 100 gedung tinggi yang terbagi dalam peruntukan hunian sebanyak 250.000 unit, perkantoran strata title, 10 hotel bintang lima, pusat belanja dan area komersial seluas 1,5 juta meter persegi.

  1. Swan City

Alam Sutera bekerjasama dengan China Fortune Land Development (CFLD) membangun proyek yang bernama Swan City dengan memanfaatkan lahan seluas 60 hektar. Kota yang terletak di Jalan Raya Pasar Kemis, exit tol Cikupa KM 31 dengan biaya investasi sebesar US$ 150 juta. Kota mandiri yang memiliki tiga konsep utama, yakni Transit Gateway, Central Business District (CBD) dan Eco Business Park.

  1. Kota Majapolitan

PT Mandiri Nusa Graha Perkasa (MNGP) akan membangun proyek bernama Kota Majapolitan di Kota Baru Publik Maja, Lebak, Banten yang akan dikembangkan di atas lahan seluas 546 hektar. Kota baru ini akan bangun 100.000 unit yang terdiri dari perumahan sederhana, menengah, perumahan menengah atas, apartemen maupun unit-unit komersial.

Selain dari pengembang swasta, pembangunan Kota Baru juga menjadi salah satu upaya Pemerintah untuk mendorong pemerataan pertumbuhan. Di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, salah satu sasaran pembangunan perkotaan adalah pembentukan 10 kota baru. Kota baru tersebut adalah Pontianak, Padang, Palembang, Tanjung Selor, Manado, Jayapura, Sorong, Makassar, Banjar Baru, dan Kota Maja.

Pembangunan kota baru perlu diwaspadai, pasti ada risikonya. Kota baru yang megah bisa jadi kota yang tidak bertuan seperti Ordos di China. Dengan luas 87 ribu km persegi, kota ini lebih besar dari Las Vegas, Amerika Serikat tetapi kehidupan yang ada di kota ini sangat sepi karena begitu sangat sedikitnya penduduk yang mau menetap disini, hanya ada 100 ribu orang. Mahalnya harga properti di Ordos menjadi alasan bagi banyak orang untuk tidak mengambil properti di lokasi ini. Usaha keras dari pemerintah China mulai dari promosi menjadi tuan rumah kompetisi kecantikan Miss World International 2012, bahkan sampai membujuk para petani setempat untuk pindah ke Ordos dengan kompensasi dan penawaran apartemen gratis tetapi usaha ini tidak berhasil juga menarik orang tinggal di kota ini.

Oleh karena itu perlu adanya koordinasi dan kerjasama yang kuat dari seluruh stakeholder untuk mewujudkan pengembangan perkotaan, baik dari aspek infrastruktur serta proses administrasi dalam pengembangan kota baru. Untuk pencapaian suatu kota baru ada empat indikator ditinjau dari fungsi sosio-ekonomis, yaitu: memiliki potensi yang mampu menunjang kehidupannya sendiri, berperan sebagai pusat pengembangan wilayah sekitarnya, menjadi daya tarik bagi penduduk sekitarnya (counter magnet) dan memiliki sistem bentuk kota yang spesifik dan geografisnya. Empat poin indikator ini menunjukkan kesuksesan pembangunan kota baru, jika satu poin saja tidak terpenuhi maka pembangunan kota baru dapat dinilai belum sukses.

Pestaria Siregar/Marketing Manager of Vibiz Property Business Academy
Editor : Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here