Dollar AS masih belum bisa keluar dari tekanan bearish selama 3 hari berturut sebelumnya dan juga posisi terburuk dalam 6 bulan hingga perdagangan forex sesi Asia hari Rabu (17/5) setelah sempat dibuka menguat. Sentimen negatif perdagangan sebelumnya masih terasa kuat menekan dollar AS.
Mengakhiri perdagangan forex sesi Amerika beberapa jam lalu, dollar AS ambruk ke posisi yang sulit terpukul oleh anjloknya yield atau imbal hasil obligasi Amerika Serikat. Turunnya yield tersebut dipicu laporan data ekonomi untuk sektor perumahan yang mengecewakan, dimana data yang menunjukkan homebuilding AS tiba-tiba turun pada periode bulan April. Buruknya data ini menambah serangkaian data ekonomi baru-baru ini yang telah menimbulkan keraguan tentang prospek kebijakan moneter A.S.
Selain buruknya data ekonomi, anjloknya dollar AS juga dipicu oleh keraguan pasar akan pemerintahan Trump pasca laporan rahasia yang memojokkan Presiden AS dengan menuduhnya meminta kepada mantan Kepala FBI yang dipecatnya menghentikan penyelidikan skandal mantan penasihat keamanan nasional Gedung Putih Michael Flynn dan Rusia.
Terhadap beberapa rival utamanya, dollar AS hanya menguat terhadap kurs komoditas seperti aussie dollar, kiwi dollar dan dollar Canada dikarenakan penurunan lanjutan harga minyak mentah.
Indeks dollar yang menunjukkan kekuatan dollar AS terhadap banyak rival utamanya di tengah perdagangan forex sesi Asia turun ke 97.98 dari posisi awal sesi pagi pada 98.21 setelah sebelumnya ditutup pada posisi 98.20.
Joel/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang