Masuki perdagangan forex sesi Amerika awal pekan hari Senin (22/5), dollar AS yang sempat bergerak rebound pada sesi Asia terpangkas kembali kekuatannya di tengah sesi Eropa menerima tekanan jual cukup besar dari pasar merespon beberapa peristiwa. Momentum pertama yang mematahkan kekuatan dollar yaitu pernyataan Angela Merkel dalam pertemuan Eurogroup Meetings.
Selain itu munculnya keraguan akan kenaikan Fed rate pada bulan Juni jelang pidato beberapa pejabat tinggi Fed malam ini dalam momentum yang berbeda, turut memperburuk performa dollar di pasar spot internasional. Pejabat tinggi Fed yang akan berbicara tersebut terkenal dengan sikap yang tidak sama dengan kenaikan Fed rate. Seperti Kashkari dan Charles Evans terkenal dengan komentar dovish, Patrick Harker dengan komentar hawkishnya sedang Lael Brainard dikenal dengan sikap yang netral.
Pelemahan dollar AS juga masih dibayangi oleh kondisi turbelensi politik pemerintahan AS Donald Trump yang pekan lalu mulai menekan dollar AS hingga sulit bergerak laju. Permasalahan politik sedikit terhenti oleh kunjungan Presiden AS pertama kalinya ke luar negeri sejak dilantik.
Indeks dollar yang menunjukkan kekuatan dollar AS terhadap banyak rival utamanya di tengah perdagangan forex sesi Asia turun ke 96.90 dari posisi awal sesi pagi pada 97.17 setelah sempat mencapai posisi tinggi di 97.17 dan posisi terendah di 96.86.
Joel/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang