Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia terpantau sedikit terkoreksi oleh aksi ambil untung investor lokal setelah setelah sempat menyentuh level 5874 yang terangkat peringkat investment grade dari Standard & Poors (S&P) sebelumnya, sehingga secara mingguan bursa ditutup sedikit terkoreksi ke level 5,716.81.
Untuk minggu berikutnya (29 Mei – 2 Juni), IHSG nampaknya akan dalam konsolidasi sementara menantikan signal sentimen bursa global dan kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 5875 dan 5930, sedangkan support di level 5672 dan kemudian 5577.
Mata uang rupiah seminggu lalu terlihat mengalami koreksi dalam pasar yang cukup fluktuatif sementara dollar berupaya rebound di pasar global, di mana secara mingguan rupiah sedikit melemah di level 13,394. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,333 dan 13,434, sementara support di level 13,261 dan 13,243.
Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
- Dari kawasan Amerika:berupa rilis data CB Consumer Confidence pada Selasa malam; berikutnya rilis ISM Manufacturing PMI, Crude Oil Inventories serta data tenaga kerja Unemployment Claims dan ADP Non-Farm Employment Change pada Kamis malam; diikuti dengan rilis Non-Farm Employment Change dan Unemployment Rate pada Jumat malam.
- Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data German Prelim CPI m/m pada Selasa sore; selanjutnya rilis Manufacturing PMI Inggris pada Kamis sore.
- Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data Manufacturing PMI China pada Rabu pagi.
Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar dalam konsolidasi sedikit menguat terdorong oleh data GDP US yang cukup menggembirakan, di mana secara mingguan index dollar AS agak menguat ke level 97.40.
EURUSD, pekan lalu terpantau turun tipis ke level 1.1172. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.0838 dan 1.0820 sementara resistance pada 1.1300 dan kemudian 1.1426.
GBPUSD, minggu lalu terlihat melemah ke level 1.2810 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3121 dan kemudian 1.3446, sedangkan support pada 1.2829 dan 1.2755.
USDJPY, minggu lalu berakhir stabil seputar level 111.24. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 113.12 dan 114.36, serta support pada 110.22 serta level 109.58.
AUDUSD, aussie dollar terpantau melemah terbatas ke level 0.7445. Range minggu ini akan berada di antara support level di 0.7330 dan 0.7288, sementara resistance level di 0.7555 dan 0.7609.
Bursa saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum agak mixed oleh sentimen negatif dari penurunan harga minyak, situasi politik di US sementara ada penguatan di Wall Street. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau melemah ke level 19,700. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 20030 dan 20045, sementara support pada level 18840 dan lalu 18200. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 25639, termasuk posisi 21 bulan tertingginya. Minggu ini akan berada antara level resistance di 25675 dan 27470, sementara support di 23723 dan 21220.
Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau menguat oleh data pertumbuhan ekonomi kuartal pertama US yang membaik. Dow Jones Industrial secara mingguan menguat ke level 21080.28, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 21167 dan 21220, sementara support di level 20458 dan 20344. Index S&P 500 minggu lalu menguat ke level 2415.82, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2418 dan 2460, sementara support pada level 2327 dan 2301.
Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau berlanjut oleh situasi gejolak politik pemerintah US yang meningkatkan permintaan asset safe haven kembali, sehingga berakhir dalam harga emas dunia menguat ke level $1267.25 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1278 dan berikut $1295, serta support pada $1215 dan $1195. Di Indonesia, harga emas terpantau menguat ke level Rp541,179.
Kembali kiranya para pembaca dapat melihat bahwa isyu yang ada dari Amerika Serikat kerap selalu memberikan sentuhan dinamika sebagai satu major fundamental yang menjadi penggerak utama pasar, baik itu berita ekonomi dan terkadang berita politik. Seperti berita suku bunga the Fed yang begitu mewarnai dan menggerakkan pasar, kadang berdampak bearish dan lain kali mendorong rally pasar. Kita juga akan melihat sejumlah isyu lain yang dapat menggerakkan pasar nantinya. Vibiznews.com akan menjadi partner Anda sebagai investor dalam memantau tiap-tiap pergerakan pasar secara updated dan detail. Baiklah, terima kasih karena telah bersama kami karena kami ada demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!
By Alfred Pakasi ,
CEO Vibiz Consulting
Vibiz Consulting Group
Editor: Jul Allens