Mengawali perdagangan pertama di minggu ini, indeks Nikkei Jepang hampir tidak bergerak pada hari Senin (05/06), ditutup oleh penguatan yen namun mempertahankan momentum yang cukup untuk bertahan mendekati level tertinggi 22 bulan di sesi sebelumnya.
Bursa saham Tokyo berhasil menguat di tengah kondisi bursa Asia yang sebagian besar masuk zona merah. Indeks Nikkei menambahkan 28,37 poin, atau 0,14 persen, pada level 20.205,65.
Pada Jumat lalu, Nikkei berhasil mencapai posisi tertinggi sejak Agustus 2015 selama minggu bullish dengan kekuatan dari ekuitas global, di mana bursa Wall Street menembus rekor tertinggi.
Analis mengatakan, bahwa momentum penjualan saham tidak cukup kuat untuk mengirim Nikkei turun secara signifikan, karena aksi profit taking ini sifatnya hanya terbatas. Tampaknya bursa masih akan mencermati kondisi pasar global, dan penguatan mata uang yen.
Saham A.S. yang ditutup pada tingkat tertinggi untuk sesi kedua berturut-turut pada hari Jumat membantu mengimbangi beberapa tekanan negatif dari penguatan yen. Yen menguat terhadap dolar menyusul laporan non farm payroll A.S. yang lebih rendah dari perkiraan.
Kinerja saham otomotif hampir sebagian besar melemah, tampak pada saham Toyota Motor yang turun -1,82 persen, saham Honda Motor turun -2,22 persen, saham Nissan merosot -1,46 persen dan saham Mitsubishi juga melemah 12,92 persen.
Sebaliknya, beberapa saham yang terpantau menguat seperti SoftBank yang naik 2,47 persen, saham Nippon Telegraph & Telephone naik 1,42 persen dan saham Chiba bank naik 3,4 persen.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan indeks Nikkei akan bergerak lemah dengan menguatnya permintaan safe haven pasca Arab Saudi putuskan hubungan diplomatik dengan Qatar dan serangan teror di London. Secara teknikal Indeks diperkirakan akan bergerak dalam kisaran Support 19.712-19.212, dan jika naik akan bergerak dalam kisaran Resistance 20.713-21.230.
Evi/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang