Usaha dollar AS untuk mencetak penguatan mingguan pekan ini tampaknya akan terwujud setelah 3 hari berturut hingga perdagangan sesi Asia hari Jumat (9/6) bergerak rally terhadap banyak rival utamanya. Pair berhasil naik tinggi dari posisi atas 96.00 hingga ke kisaran 97.00 sebelumnya oleh lemahnya kekuatan poundsterling dan euro.
Kekuatan yang didapat dari pound Inggris pasca pemilu di Inggris dari hasil jajak pendapat sementara minimnya dukungan terhadap partainya PM Theresa May, sedangkan dari euro karena pengumuman kebijakan moneter ECB kurang menggembirakan pasar.
Lihat: Kebijakan ECB : Tingkatkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi, Suku Bunga Tetap, Turunkan Prospek Inflasi
Dollar juga mendapat kekuatan dari sentimen pasar atas kesaksian James Comey di hadapan Senat Amerika yang masih positif sekalipun mantan direktur FBI tersebut menyatakan pemecatannya oleh Presiden AS Donald Trump terkait dengan penyelidikan terhadap Rusia. Sentimen positif muncul saat Comey menyatakan Presiden Trump tidak secara khusus meminta dia untuk menghentikan penyelidikan Rusia.
Lihat: Kesaksian Comey : Dipecat Karena Investigasi Rusia; Trump Tidak Bisa Disalahkan
Sebagai katalis penggerak hari ini dari data ekonomi AS tidak ada yang spesial untuk dicermati pasar, penggerak berikutnya hari ini dari hasil pemilu di Inggris dan respon Gedung Putih menanggapi pernyataan James Comey.
Indeks dollar yang menunjukkan kekuatan dollar AS terhadap banyak rival utamanya di tengah perdagangan forex sesi Asia naik ke 97.27, setelah awal perdagangan dibuka pada posisi 96.95 dan perdagangan sebelumnya ditutup pada posisi 97.96.
Joel/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang