Bursa saham Tiongkok jatuh pada penutupan perdagangan Senin (12/06) karena kerugian di sektor teknologi, yang dipicu aksi jual di bursa A.S. dan pasar Asia lainnya, karena investor khawatir bahwa kredit yang ketat akan mendorong profitabilitas perusahaan dan pertumbuhan ekonomi dalam beberapa bulan mendatang.
Indeks Shanghai berakhir turun -17,95 poin, atau -0,57 persen, ditutup pada level 3140,45.
Investor melepas saham siklus karena mereka punya pandangan bahwa ekonomi akan kehilangan momentum pada semester kedua tahun ini karena biaya pinjam terus meningkat dan karena regulator terus melakukan tindakan keras terhadap bentuk pinjaman yang lebih berisiko.
Pakar strategi UBS Gao Ting mengatakan, bahwa meskipun investor Tiongkok cenderung siap menghadapi tekanan likuiditas jangka pendek karena peraturan keuangan, tapi investor juga memperhatikan tren ekonomi masa mendatang. Dengan peraturan kredit yang lebih dikencangkan, maka ini dapat memukul sektor properti dan aktivitas investasi lainnya. Sehingga pengetatan kredit akan menghadirkan risiko terbesar di babak kedua, karena dampak kampanye deleveraging Beijing mulai bergejolak melalui ekonomi riil.
Sentimen pasar semakin memburuk, karena surat kabar pemerintah pada hari ini mendesak regulator pasar saham untuk tidak menolak atau tidak mundur dalam reformasi, dan berharap bahwa persetujuan IPO baru dapat ditangguhkan jika pasar tetap lemah.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan indeks Shanghai akan bergerak lemah terpicu kebijakan IPO regulator sekuritas Tiongkok. Indeks diperkirakan bergerak dalam kisaran Support 3063-2986, dan jika naik akan bergerak dalam kisaran Resistance 3219-3296.
Evi/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang