Di awal perdagangan forex sesi Eropa hari Rabu (14/6), poundsterling yang dibuka kuat pada awal sesi Asia bertambah kuat sekalipun rilis data kinerja pasar tenaga kerja Inggris yang dilaporkan ONS mixed. Namun terpangkas kembali oleh sentimen pemberitaan ditundanya kesepakatan Partai DUP dengan pemerintahan Theresa May.
Sebagai informasi, Partai DUP merupakan partai politik yang paling besar di Irlandia Utara dan memutuskan untuk mendukung pemerintahan Theresa May dengan beberapa persyaratan. PM Inggris yang partainya tidak mendapat kursi mayoritas dalam pemilu pekan lalu mempertimbangkan tawaran partai DUP. Kesepakatan ini nantinya bisa berdampak buruk bagi proses brexit selanjutnya.
Selain itu kekuatan rebound dollar AS sejak awal sesi Eropa menjadi pemicu lemahnya tenaga poundsterling sekalipun sentimen kuatnya perdagangan bursa saham global berusaha tambah kekuatan GBPUSD. Perdagangan sebelumnya pound rally kuat lawan dollar AS mendapat dorongan dari data inflasi Inggris yang cetak rekor.
Pergerakan poundsterling sesi Eropa (18:35:00 WIB) bergerak lemah terhadap dollar AS, setelah dibuka lebih kuat dari perdagangan sebelumnya pada 1.2753 awal perdagangan sesi Asia. Kini pair GBPUSD berada di posisi 1.2735.
Untuk perdagangan selanjutnya secara teknikal masih terdapat sinyal positif bergerak bearish untuk pair GBPUSD, namun jika pada sesi Amerika posisi dollar AS yang sedang kuat terpangkas oleh pengumuman kebijakan moneter Fed beberapa jam lagi pair berpotensi kuat kembali.
Joel/VBN/VMN/Analyst Vibiz Research Center Editor : Asido Situmorang