Market Outlook June 19-23, 2017

591

Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia terpantau menguat sejalan dengan bursa global yang dalam bias menguat, sehingga secara mingguan bursa ditutup menguat ke level 5,723.64.

Untuk minggu berikutnya (19-22 Juni) –karena ada cuti bersama pada 23 Juni, IHSG nampaknya masih dalam konsolidasi sementara indikasi bias penguatan telah nampak sambil menantikan juga signal sentimen bursa global dan kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 5875 dan 5920, sedangkan support di level 5670 dan kemudian 5577.

Mata uang rupiah seminggu lalu terlihat dalam pasar yang agak stabil ditopang data positif Neraca Perdagangan Indonesia, di mana secara mingguan rupiah sedikit melemah ke level 13,296. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,365 dan 13,434, sementara support di level 13,268 dan 13,243.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika:berupa rilis data Crude Oil Inventories pada Rabu malam; berikutnya data tenaga kerja Unemployment Claims pada Kamis malam; diikuti dengan rilis New Home Sales pada Jumat malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis pidato Gubernur BOE Carney pada Selasa sore.
  • Dari kawasan Asia Australia:berupa rilis pengumuman Official Cash Rate dari RBNZ– Selandia Baru pada Kamis subuh yang diperkirakan bertahan di level 1.75%.

Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar dalam konsolidasi sementara data ekonomi US belum cukup menggerakkan pasar secara signifikan, di mana secara mingguan index dollar AS stabil sekitar level 97.14.

EURUSD, pekan lalu terpantau terpantau naik ke level 1.1201. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1295 dan kemudian 1.1300, sementara support pada 1.1108 dan 1.0838.

GBPUSD,  minggu lalu terlihat menguat sedikit ke level 1.2767 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3046 dan kemudian 1.3121, sedangkan support pada 1.2634 dan 1.2500.

USDJPY,  minggu lalu berakhir stabil seputar level 110.85. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 113.12 dan 114.36, serta support pada 109.10 serta level 108.12.

AUDUSD, aussie dollar terpantau menguat ke level 0.7620. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7678 dan 0.7748, sementara support level di 0.7518 dan 0.7372.

Bursa Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum agak terkoreksi oleh upaya profit taking sementara isyu negosiasi Brexit antara Inggris dengan Uni Eropa menjadi concern para investor saham. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau melemah ke level 19910. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 20245 dan 20680, sementara support pada level 19285 dan lalu 18840. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir terkoreksi ke level 25626. Minggu ini akan berada antara level resistance di 26260 dan 27470, sementara support di 25025 dan 23723.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau mixed dengan Dow mencetak rekor baru dan S&P agak terkoreksi oleh turunnya saham-saham consumer. Dow Jones Industrial secara mingguan menguat dalam rekor kembali ke level 21330.79, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 21390 dan 21500, sementara support di level 20893 dan 20754. Index S&P 500 minggu lalu terkoreksi ke level 2399.48, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2446 dan 2500, sementara support pada level 2372 dan 2347.

Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau berlanjut tertekan meski terbatas oleh indikasi penguatan dollar di pasar global, sehingga berakhir dalam harga emas dunia yang melemah terbatas ke level $1254.10 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1295 dan berikut $1337, serta support pada $1246 dan $1215. Di Indonesia, harga emas terpantau melemah ke level Rp535,771.

Isyu situasi global seperti berlanjutnya kenaikan suku bunga the Fed yang mungkin mengakibatkan aliran dana kembali ke Amerika sering menjadi perhatian para pelaku pasar. Gejolak pasar ini apakah harus disikapi dengan tindakan mundur dari pasar atau justru saatnya terjun memanfaatkan peluang menjadi topik diskusi yang ramai di antara para investor. Para pelaku investasi saling silang berbeda pendapat di mass media dan forum diskusi. Ini sering membingungkan para investor individual dalam menentukan strategi investasi mereka. Gabung saja menjadi member vibiznews dan Anda akan memperoleh secara rutin harian pandangan pasar dan rekomendasi aksi pasar berikutnya. Dengan tingkat akurasi yang menarik, investor harusnya akan banyak diuntungkan dengan cara yang cerdas dan praktis. Terima kasih telah bersama dengan kami yang merupakan partner demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

alfred

By Alfred Pakasi ,

CEO Vibiz Consulting
Vibiz Consulting Group

 

 

 

 

 

Editor: Jul Allens

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here