Bursa saham Tokyo tergelincir ke posisi terendah dua minggu pada hari Jumat (30/06) pagi setelah investor menolak risiko karena bank sentral utama memberi sinyal bahwa era ‘cheap money’ atau pemberian kredit dengan bunga rendah akan segera berakhir, inilah yang menekan pasar A.S. dan Eropa semalam.
Indeks Nikkei turun -219,42 poin, atau -1,09 persen, pada level 20.000,88, sebelumnya Nikkei sempat turun ke level 19.946,51, level terendah sejak 16 Juni.
Untuk minggu ini, indeks patokan berada di jalur negatif -0,7 persen, namun diperkirakan akan naik 1,8 persen pada bulan ini. Untuk kuartal ini, telah meningkat 5,8 persen.
Investor saham prihatin dengan kenaikan suku bunga secara global, karena sejumlah komentar hawkish dari bank sentral menandai dimulai berakhirnya kebijakan pemberian dana dari pemerintah atau bank sentral.
Presiden Bank Sentral Eropa, Mario Draghi mengindikasikan pada hari Selasa bahwa bank sentral dapat mulai memperketak kebijakan moneter, meskipun beberapa sumber mengatakan pada hari Rabu bahwa Draghi telah diinterpretasikan oleh pasar.
Gubernur Bank of England, Mark Carney mengejutkan banyak pihak pada hari Rabu dengan mengakui bahwa kenaikan kemungkinan diperlukan karena ekonomi semakin mendekati pada kapasitas penuh.
Bank of Canada mengatakan, dengan dua pembuat kebijakan utama minggu ini menyarankan agar memperketat kebijakan moneter pada awal Juli.
Pada hari ini juga sudah dirilis data harga konsumen Jepang bulan Mei yang naik 0,4 persen dari tahun sebelumnya, menandai kenaikan kelima bulan berturut-turut dan menawarkan kepada bank sentral beberapa harapan bahwa penguatan ekonomi secara bertahap akan menaikan inflasi ke target 2 persen.
Saham teknologi banyak yang terjual, seperti saham Adventest Corp yang turun -3,0 persen, Panasonic Corp turun -1,9 persen dan Ibiden Co turun -2,6 persen.
Kinerja saham perbankan mengungguli pasar, setelah Benchmark hasil Treasury A.S. naik dalam semalam. Mizuo Financial Group dan Sumitomo Mitsui Financial Group keduanya naik 0,2 persen.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan indeks Nikkei akan bergerak lemah terpicu rencana bank sentral mengurangi stimulus moneter.
Evi/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang