Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia terpantau menguat dengan dana investor asing yang masih mengalir sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia yang baik dan bursa kawasan yang menguat, sehingga secara mingguan bursa ditutup menguat ke level 5,829.71.
Untuk minggu berikutnya (3-7 Juli) setelah BEI libur Lebaran pada 23-30 Juni, IHSG nampaknya bergerak naik untuk mendekati level 5900 dengan indikasi sentimen penguatan bursa kawasan pada seminggu ini. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 5875 dan 5920, sedangkan support di level 5670 dan kemudian 5577.
Mata uang rupiah seminggu lalu terlihat dalam pasar masih stabil dengan BI tetap pertahankan suku bunganya yang menunjukkan kestabilan fundamental ekonomi domestik, di mana secara mingguan rupiah sedikit melemah ke level 13,325. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,365 dan 13,434, sementara support di level 13,270 dan 13,243.
Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini,adalah:
- Dari kawasan Amerika:berupa rilis data ISM Manufacturing PMI pada Senin malam; berikutnya rilis FOMC Meeting Minutes pada Kamis dini hari; diikuti dengan data tenaga kerja ADP Non-Farm Employment Change, Unemployment Claims serta Crude Oil Inventories dan ISM Non-Manufacturing PMI pada Kamis malam; ditutup dengan Non-Farm Employment Change dan Unemployment Rate pada Jumat malam.
- Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data Manufacturing PMI Inggris pada Senin sore; selanjutnya rilis Construction PMI Inggris pada Selasa sore.
- Dari kawasan Asia Australia:berupa rilis data Caixin Manufacturing PMI pada Senin pagi; kemudian pengumuman Cash Rate RBA Australia pada Selasa pagi yang diperkirakan bertahan di level 1.50%.
Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar tergelincir ke level 14 bulan terendahnya oleh perkiraan pasar akan kemungkinan kenaikan suku bunga euro di waktu mendatang, di mana secara mingguan index dollar AS melorot ke level 95.61. Sementara itu, pekan lalu euro dollar terpantau naik ke level 1.1420. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1444 dan kemudian 1.6170, sementara support pada 1.1117 dan 1.0838.
Poundsterling minggu lalu terlihat menguat ke level 1.3023 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3046 dan kemudian 1.3121, sedangkan support pada 1.2634 dan 1.2500. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir stabil sekitar level 111.45. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 113.12 dan 114.36, serta support pada 109.10 serta level 108.12. Sementara itu, Aussie dollar terpantau menguat ke level 0.7684. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7748 dan 0.7778, sementara support level di 0.7518 dan 0.7372.
Bursa Saham Global
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum dalam bias menguat dengan data manufaktur daratan China yang melampaui perkiraan pasar. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau dalam konsolidasi sekitar level 20040. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 20245 dan 20680, sementara support pada level 19285 dan lalu 18840. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 25965. Minggu ini akan berada antara level resistance di 26260 dan 27470, sementara support di 25025 dan 23723.
Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau dalam bias menguat dengan S&P membukukan gain per semester pertama terbaiknya sejak tahun 2009. Dow Jones Industrial secara mingguan sedikit menguat ke level 21273.89, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 21532 dan 21600, sementara support di level 20893 dan 20754. Index S&P 500 minggu lalu stabil sekitar level 2393.12, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2453 dan 2525, sementara support pada level 2372 dan 2347.
Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau kembali terkoreksi oleh indikasi dari bank sentral global bahwa era suku bunga rendah mungkin segera berakhir, sehingga berakhir dalam harga emas dunia yang melemah terbatas ke level $1241.40 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1295 dan berikut $1337, serta support pada $1235 dan $1215. Di Indonesia, harga emas terpantau melemah tipis ke level Rp531,397.
Ketrampilan seorang investor pada masa-masa ini seperti sedang diuji. Situasi pasar yang sebagian agak sideways, sebagian lagi sedang dalam tren-tren jangka pendek sehingga dibutuhkan kemampuan analisis yang jeli supaya tidak salah dalam mengambil keputusan investasi, baik untuk masuk ataupun keluar pasar. Ketrampilan biasanya berbanding lurus dengan pengalaman atau jam terbang. Ini juga yang sering menjadi kendala bagi banyak investor karena masih memiliki banyak aktivitas lain di samping trading investasi. Bagi Anda yang sering tidak cukup punya waktu, vibiznews.com adalah sobat investasi Anda. Kami memang ada di bidang ini, siang dan malam, tanpa henti untuk juga membantu Anda. Untuk Anda yang telah mengalaminya, disampaikan terimakasih untuk para members yang telah bersama terus dengan kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!
By Alfred Pakasi ,
CEO Vibiz Consulting
Vibiz Consulting Group
Editor: Jul Allens