Bank Indonesia pada hari Kamis mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah dalam pertemuan kebijakan yang kesembilan.
Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate) tetap sebesar 4,75%, dengan suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 4,00% dan Lending Facility tetap sebesar 5,50%, berlaku efektif sejak 21 Juli 2017.
Pejabat BI tersebut mengatakan bahwa pertemuan panjang tersebut bukan karena hal-hal yang tidak biasa, namun dewan gubernur telah secara komprehensif menilai risiko global dan domestik.
“Proses pemulihan ekonomi domestik terus berlanjut namun belum sekuat yang kita duga semula karena melemahnya konsumsi, meski di sisi lain investasi meningkat,” kata BI dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan tersebut.
Bank Indonesia mengatakan pertumbuhan diperkirakan akan mencapai sekitar 5,1 persen pada kuartal April-Juni.
Ekonomi terbesar di Asia Tenggara tumbuh 5,0 persen pada kuartal pertama. Biro statistik negara tersebut akan mengumumkan pertumbuhan PDB kuartal kedua pada 7 Agustus.
BI mencantumkan sejumlah risiko yang dipantau, termasuk suku bunga AS yang lebih tinggi, pengurangan neraca oleh Federal Reserve dan konsolidasi perbankan di dalam negeri.
Tapi itu tidak mengacu pada tekanan inflasi sebagai risiko dan mengatakan bahwa tekanan harga mereda.
Pada bulan Juni, inflasi tahunan mencapai level tertinggi 15-bulan sebesar 4,37 persen, namun masih dalam kisaran target BI 3-5 persen.
Tahun lalu, inflasi yang lebih rendah memungkinkan BI untuk memangkas suku bunga acuan enam kali lipat menjadi 150 basis poin sekaligus membantu mendorong pertumbuhan kredit dan ekonomi.
BI menyatakan dorongan untuk mendukung konsumsi adalah dengan mengelola tingkat inflasi, meski menekankan bahwa sikap moneter bank sentral tetap netral.
Doni/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center Editor : Asido Situmorang