Saham Jepang turun ke posisi terendah lebih dari dua minggu pada hari Senin pagi (24/07) setelah Wall Street mundur dan yen menguat mengurangi sentimen, sementara pada pelaku pasar juga khawatir bahwa tren kenaikan jangja panjang mungkin akan berakhir.
Indeks Nikkei turun -168,70 poin, atau -0,84 persen, pada level 19.931,05, setelah turun ke level 10.901,88, level terendah sejak 7 Juli.
Pasar juga cemas karena melihat penurunan 0,9 persen, berada di jalur yang jatuh di bawah rata-rata pergerakan 25 hari di pasar untuk pertama kalinya dalam tiga bulan.
Pada hari Jumat, indeks Wall Street berakhir datar menjadi sekitar -0,15 persen lebih rendah, tertekan oleh pendapatan yang mengecewakan dari saham General Electric dan energi.
Dolar bertahan pada posisi defensif karena euro menguat karena pasar yang bertaruh dengan European Central berada di jalur untuk memulai program pembelian asetnya pada masa mendatang.
Sebelumnya di pagi hari, Bank Of Japan memotong obligasi pemerintah lima sampai sepuluh tahun yang dibelinya operasi regulernya. Perusahaan membeli 470 miliar yen atau 4,24 miliar dolar A.S. dari jatuh tempo, turun dari 500 miliar yen pada operasi terakhir minggu sebelumnya.
Shigemi mengatakan investor akan terus memantau dengan seksama laju pembelian aset BOJ yang dapat memicu kenaikan yen.
Pekan lalu, BOJ sekali lagi mendorong mundur waktunya untuk mencapai target inflasi yang ambisius, memperkuat pandangan bahwa BOJ akan tertinggal jauh di belakang bank sentral utama lainnya dalam mengurangi program stimulusnya yang besar.
Pada sesi ini, saham keuangan berkinerja buruk, dengan Mitsubishi UFJ Financial Group yang turun -1,4 persen dan Mizuho Financial Group turun -1,2 persen, sementara Dai-ichi Life Holdings turun -2,4 persen.
Saham-saham eksportir juga sarat aksi jual, dengan saham Adventest Corp turun -1,3 persen, Hitachi Ltd turun -1,1 persen dan Honda Motor Co turun -1,1 persen.
Melawan tren tersebut, Kagome Co naik 0,7 persen setelah perusahaan tersebut menaikkan prospek keuntungan untuk tahun yang berakhir pada bulan Desember. Sekarang memperkirakan laba operasi 12,5 miliar yen, naik dari perkiraan sebelumnya 11,5 miliar yen.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan indeks Nikkei akan bergerak negatif karena tertekan kondisi pasar global.
Evi/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center Editor : Asido Situmorang