Dolar AS tergelincir pada akhir perdagangan Jumat dinihari (11/08) setelah Presiden Donald Trump mengatakan bahwa peringatannya untuk membawa “api dan kemarahan” kepada Korea Utara mungkin tidak cukup.
Indeks dolar AS, yang mengukur mata uangnya terhadap enam mata uang saingan, turun 0,16 persen pada level 93,40. Dolar juga melanjutkan penurunan terhadap yen, turun sebanyak 0,81 persen. Itu terakhir turun 0,04 persen pada 109,16 yen.
Sementara itu Euro datar setelah awalnya melonjak 0,11 persen menyusul komentar Trump. Ini tetap merupakan mata uang G10 dengan performa terbaik sepanjang tahun ini dengan keuntungan lebih dari 11 persen terhadap dolar.
Sebelumnya pada hari itu, dolar merosot ke level terendah delapan minggu terhadap yen Jepang, karena ketegangan yang terus berlanjut antara Amerika Serikat dan Korea Utara membuat investor mencari aset yang dipandang kurang berisiko.
Franc Swiss dan yen telah membukukan kenaikan mengesankan terhadap dolar pada kemarin setelah Presiden A.S. Donald Trump memperingatkan Korea Utara bahwa pihaknya akan menghadapi “api dan kemarahan” jika mengancam Amerika Serikat.
Hal itu mendorong Korea Utara untuk mengatakan bahwa pihaknya mempertimbangkan untuk menembakkan rudal di dekat Guam, wilayah kepulauan Pasifik A.S.
Yen sering dicari pada saat ketegangan geopolitik, sebagian karena Jepang memiliki surplus neraca transaksi berjalan yang besar, dan ini merupakan negara kreditur terbesar di dunia, ada anggapan bahwa investor Jepang dapat memulangkan kembali kepemilikan asing mereka pada saat ketidakpastian global yang meningkat.
Dolar AS melemah setelah berita bahwa harga produsen A.S. secara tak terduga turun pada bulan Juli, mencatat penurunan terbesar dalam hampir setahun dan menunjukkan perlambatan inflasi lebih lanjut yang dapat menunda kenaikan suku bunga Federal Reserve.
Pada hari Kamis, Presiden Fed New York William Dudley mengatakan bahwa dia memperkirakan inflasi A.S. yang lamban akan meningkat dalam beberapa bulan ke depan sementara pasar tenaga kerja yang panas semakin panas.
Sterling menyentuh level terendah tiga minggu terhadap dolar karena mixed data produksi dan data perdagangan tidak banyak mengubah pandangan investor terhadap ekonomi yang berjuang memenuhi target Bank of England.
Malam nanti akan dirilis data inflasi AS Juli yang diindikasikan meningkat.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan dollar AS berpotensi turun jika ketegangan geopolitik AS-Korea Utara terus memanas. Namun jika malam nanti data inflasi terealisir menguat, akan menguatkan dollar AS.
Joel/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang