Dolar AS Akhir Pekan Merosot Terpicu Inflasi AS Rendah

1250

Dolar AS jatuh terhadap sekeranjang mata uang pada akhir perdagangan Sabtu dinihari (12/08), setelah data menunjukkan harga konsumen A.S. naik kurang dari yang diperkirakan pada bulan Juli, menunjukkan inflasi lemah yang dapat membuat Federal Reserve berhati-hati menaikkan suku bunga lagi tahun ini.

Indeks harga konsumen A.S. naik tipis 0,1 persen bulan lalu setelah tidak berubah di bulan Juni. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan CPI akan naik 0,2 persen pada Juli.

Indeks dolar, yang mengukur mata uangnya terhadap enam mata uang utama, turun 0,33 persen pada 93,09, setelah sebelumnya jatuh ke level terendah sepekan 92,934.

Dolar jatuh ke level terendah 16 minggu terhadap yen Jepang, namun mengurangi beberapa kerugian setelah Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan ada rencana Rusia-Tiongkok untuk meredakan ketegangan antara Amerika Serikat dan Korea Utara.

Dolar 0,05 persen lebih rendah terhadap Swiss franc.

Franc Swiss dan yen sering dicari pada saat ketegangan geopolitik. Keduanya telah mencatat kenaikan besar terhadap dolar AS minggu ini di tengah meningkatnya ketegangan antara Korea Utara dan Amerika Serikat.

Euro naik 0,43 persen pada $ 1,1821 setelah Morgan Stanley menaikkan perkiraan untuk mata uangnya, memprediksi akan mencapai $ 1,25 awal tahun depan.

Pound Inggris, yang menyentuh level terendah tiga minggu terhadap greenback di awal sesi, pulih untuk diperdagangkan 0,25 persen lebih tinggi. Investor tetap waspada terhadap prospek ekonomi Inggris setelah data campuran minggu ini.

Mata uang dolar AS yang melemah memperkuat dolar Kanada, membantunya berbalik dari level terendah empat minggu.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan dollar AS berpotensi turun dengan melemahnya harapan kenaikan suku bunga AS.

Joel/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here