Dolar AS Mingguan Naik 1 Persen; Bulan September Meningkat 0,35 Persen

587

Dolar AS sedikit berubah terhadap sekeranjang mata uang utama pada akhir perdagangan akhir pekan Sabtu dinihari (30/09) setelah data ekonomi A.S. yang bervariasi, membuatnya berada pada jalur kenaikan mingguan terbesar di tahun 2017 di tengah kenaikan ekspektasi inflasi dan kenaikan suku bunga A.S..

Kenaikan satu minggu di bawah 1 persen membantu dolar AS membukukan kenaikan bulanan pertama terhadap rekan-rekannya sejak Februari.

Pada akhir pekan, dolar jatuh ke posisi terendah sesi setelah rilis sebuah laporan yang menunjukkan bahwa belanja konsumen AS hampir tidak naik pada bulan Agustus, namun hal itu diimbangi oleh kenaikan indeks manajer pembelian Universitas Chicago yang tak terduga dan pembacaan in-line terhadap sentimen konsumen.

Ketua Federal Reserve Janet Yellen mengatakan awal pekan ini bahwa bank sentral berencana untuk tetap berada pada jalur kenaikan suku bunga saat ini, yang menyarankan kepada investor bahwa pihaknya akan menaikkan suku bunga di bulan Desember, dan selanjutnya meningkat pada tahun 2018.

The Fed telah menaikkan suku bunga dua kali pada 2017.

Analis mengatakan rally minggu ini dipicu oleh pemilihan Jerman akhir pekan lalu di mana alternatif yang paling tepat untuk Jerman memenangkan kursi di parlemen untuk pertama kalinya, yang menyebabkan kekhawatiran bahwa gerakan politik anti-Eropa di benua itu, termasuk di Spanyol dan Italia, bisa jadi lebih mengkhawatirkan dari pada awalnya.

Komentar dari Yellen dan reformasi pajak Presiden Donald Trump yang diusulkan juga mendorong ekspektasi inflasi yang lebih tinggi, dengan hasil Treasury A.S. naik ke level tertinggi bulanan dan tahunan pada hari Rabu.

Indeks dolar, kelompok perdagangan dolar tertimbang terhadap para pesaingnya, berada di level 93,03. Ini naik 0,9 persen dalam sepekan, kinerja mingguan terbaiknya sejak September, dan naik 0,35 persen untuk bulan ini.

Euro naik 0,31 persen menjadi $ 1,1821, setelah sebelumnya mencapai level tertinggi tiga hari terhadap dolar. Dolar sebesar 0,14 persen lebih tinggi terhadap yen Jepang di 112,49 yen.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan dolar AS berpotensi naik dengan menguatnya harapan kenaikan suku bunga AS dan reformasi pajak AS. Namun perlu diwaspadai aksi profit taking, juga ketegangan AS-Korea Utara yang masih bisa berlanjut.

Asido Situmorang/VMN/VBN/Editor & Senior Analyst Vibiz Research Center

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here