Dalam 2 Bulan Terakhir 3 Maskapai Penerbangan Eropa Tumbang, Lainnya Menyusul; Ada Apa?

1314

(Vibiznews – Business) – Maskapai penerbangan “Air Berlin” dan maskapai berbendera nasional Italia “Alitalia” dilaporkan tumbang baru-baru ini.  Lalu yang ketiga –“Monarch Airlines”— dari Inggris sudah berhenti operasi di awal minggu ini, meninggalkan 110.000 penumpang yang terlantar.

Tiga maskapai besar tumbang dalam 50 hari terakhir –atau hampir dua bulan ini- telah menimbulkan pertanyaan akan kekuatan industri penerbangan Eropa, yang telah ditekan oleh ketatnya persiangan dan bergesernya model bisnis.

Para analis memandang akan ada beberapa maskapai penerbangan lainnya yang juga jatuh dalam beberapa bulan ke depan. Hal ini sejalan dengan para maskapai yang lebih kecil dan lemah akan lebih tertekan, demikian dikutip dari CNN Money (5/10).

“Ini adalah masalah skala dan persaingan. Ada kecenderungan kita akan melihat lebih banyak konsolidasi dan lebih banyak kegagalan di pasar Eropa,” kata seorang analis transportasi di Cantor Fitzgerald.

Maskapai penerbangan murah yang dirajai oleh “Ryanair” dan “Easyjet” dikabarkan telah menangkap pasar yang sangat besar di kawasan Eropa. Keduanya menawarkan tarif penerbangan mulai dari 10 poundsterling atau sekitar Rp178.200, model bisnis yang membuat keterisian kursi yang penuh dan pesaing lain harus gigit jari.

“Ketika industri melihat penawaran kursi meningkat lebih cepat ketimbang permintaan, mereka semua membanting harga,” tutur Louise Cooper, seorang analis industri penerbangan. Kompetitor yang lebih kecil tidak bisa bersaing dengan maskapai penerbangan murah yang besar. Masalahnya, mereka kurang memiliki skala bisnis yang dibutuhkan untuk menegosiasi diskon untuk komoditas yang mahal, seperti bahan bakar.

Sementara itu, maskapai penerbangan nasional terlilit biaya dan terhambat aturan yang menghindari mereka dari mengadopsi taktik bisnis maskapai penerbangan murah.

Analis transportasi lain dari investment bank Liberum, Gerald Khoo, menyatakan bahwa pemain kecil saat ini semakin tersudut. “Tema utama adalah maskapai-maskapai ini sudah beberapa tahun ini berada dalam kesulitan keuangan, ditekan oleh para pesaing yang lebih efisien,” ujar Khoo.

Di samping itu, ada juga sejumlah isu yang menghantui industri penerbangan Eropa. Isu tersebut termasuk di dalamnya adalah kekurangan pilot dan serangan teroris, yang membuat maskapai penerbangan, termasuk Monarch, menghindari destinasi liburan populer seperti Mesir dan Tunisia.

Kejatuhan Monarch adalah yang terbesar sepanjang sejarah industri penerbangan Inggris. Selain 110.000 orang batal terbang, ada sekitar 750.000 calon penumpang lain yang sudah memesan tiket juga terdampak.

 

Source: CNNMoney

Editor: J. John

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here