(Vibiznews – Forex) Dolar AS tergelincir ke level terendah lebih dari satu minggu terhadap yen pada akhir perdagangan Kamis dinihari (09/11), tertekan kekhawatiran kemungkinan penundaan rencana reformasi pajak AS.
Juru bicara perwakilan parlemen A.S. Paul Ryan pada hari Rabu membuka pintu untuk kemungkinan penundaan dalam menerapkan pemotongan pajak perusahaan yang besar, menyusul laporan Washington Post bahwa rekan senegaranya di Senat sedang menjajaki opsi tersebut.
Setiap penundaan dalam pelaksanaan pemotongan pajak, atau kemungkinan hambatan usulan reformasi, akan cenderung menekan mata uang A.S.
Dolar AS turun 0,14 persen menjadi 113,84 yen, setelah turun serendah 113,4 yen, di awal sesi.
Indeks dolar, yang mengukur mata uangnya terhadap enam mata uang utama, turun 0,05 persen pada level 94,86.
Pound Inggris melemah terhadap dolar, terbebani oleh sebuah drama politik yang melonjak di Westminster dan menimbulkan keraguan atas kemampuan Perdana Menteri Theresa May untuk memberikan kesepakatan Brexit yang baik.
Dolar Kanada menguat terhadap dolar A.S., menambah kenaikannya setelah mendapat komentar Gubernur Bank of Canada Stephen Poloz sehari sebelumnya yang kurang dovish dibandingkan yang diharapkan investor.
Malam nanti akan dirilis data jobless claim pekan ini yang diindikasikan meningkat.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan dolar AS bergerak lemah dengan kekuatiran pelaksanaan reformasi pajak AS, dan juga jika malam nanti data jobless claim terealisir naik akan menekan dolar AS.
Asido Situmorang/VMN/VBN/Editor & Senior Analyst Vibiz Research Center