(Vibiznews – Forex) – Euro beringsut naik lebih tinggi untuk hari kedua secara berturut-turut pada Rabu ini (22/11), menutup lebih dari setengah loss sebelumnya oleh runtuhnya koalisi pemerintahan Jerman, dengan investor memburu mata uang tunggal Eropa tersebut karena ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang kuat.
Dengan risk appetite yang bertambah kuat, saham dunia yang bertengger pada rekor tingginya dan volatilitas pasar menuju rekor terendahnya, bahkan mata uang terkait komoditas, seperti dollar Selandia Baru, juga menemukan support kuat, demikian dikutip dari CNBC hari ini (22/11).
“Terlepas dari apa pun hasil politik Jerman, implementasi kebijakan ekonomi akan terus berlanjut dan investor menggunakan kesempatan ini dari posisi lemahnya euro,” demikian menurut seorang ahli strategi FX di Credit Agricole di London.
Mata uang euro naik 0,25 persen pada Rabu malam WIB, sempat bertengger di $1,1769 terhadap dollar, dan tidak jauh dari level tertinggi satu bulannya di $1,1862 yang tersentuh pada Rabu minggu lalu.
Gain pada euro juga didukung oleh kecenderungan pelemahan dollar secara global karena pelemahan yield dari US Treasury.
Indeks dollar terhadap sekeranjang enam mata uang utama terpantau turun 0,2 persen pada 93,90. Indeks turun kembali dari level tertinggi satu minggunya di 94.165 kemarin malam.
Analis Vibiznews melihat bahwa penguatan euro ini juga masih agak terbatas, belum merupakan dorongan pembelian yang kuat. Secara teknikal euro akan menemui level resistance-nya di $1,1807 dan bila tembus akan berhadapan dengan $1,1860, mungkin baru tersentu di pasar minggu depan.
Source: CNBC
Analyst: J. John