(Vibiznews – Forex) – Mata uang dollar AS menambahkan kerugiannya pada perdagangan hari Kamis (23/11) setelah membukukan kerugian terbesar dalam lima bulan di sesi hari sebelumnya, karena investor mengubah ekspektasi terhadap prospek kenaikan suku bunga AS tahun depan berdasarkan risalah pertemuan kebijakan terbaru dari Federal Reserve.
Dengan bursa saham China yang turun antara 2-3 persen di perdagangan Asia hari ini, mata uang dengan yield rendah seperti yen Jepang dan Swiss Franc tetap kuat terhadap greenback karena investor menghindari posisi dalam minggu liburan panjang ini.
“Sementara kenaikan suku bunga pada bulan Desember ini nampaknya sudah dipanggang, pasar semakin khawatir tentang kemungkinan berkurangnya ekspektasi prospek kenaikan suku bunga tahun depan setelah notulen terakhir yang memberatkan dolar,” kata seorang ahli strategi makro di Societe Generale di London, sebagaimana dikutip dari CNBC (23/11).
Risalah tersebut juga menyoroti kekhawatiran beberapa anggota the Fed mengenai prospek inflasi, dengan penekanan pada data ekonomi dalam menentukan timing yang tepat untuk kenaikan suku bunga di waktu yang akan datang.
Dollar AS turun 0,1 persen lebih rendah terhadap keranjang mata uang utama pada Kamis ini ke level 93,12 setelah melorot 0,8 persen pada sesi hari sebelumnya, persentase penurunan harian terbesarnya sejak Juni.
Analis Vibiznews melihat bahwa dollar sedang beranjak ke arah level support terdekat pada 92,75. Namun, kemungkinan level itu belum tersentuh pada akhir minggu ini karena pelaku pasar praktis sedang libur panjang Thanksgiving Day.
Source: CNBC
Analyst: J. John