(Vibiznews – Economy) – Uang Venezuela semakin hampir tidak bernilai, dan krisis uangnya nampak semakin memburuk, demikian dilaporkan CNN Money baru-baru ini (23/11).
Negara ini terperosok lebih jauh ke dalam bencana kemanusiaan yang dipicu oleh kebijakan ekonomi pemerintah, yang telah menyebabkan mata uang, bolivar, terjun nilainya dan harga-harga meroket. Kekurangan makanan dan obat-obatan telah dilaporkan berada di seluruh Venezuela.
Bolivar telah kehilangan 96% nilainya tahun ini. Pada hari Selasa lalu (21/11), dibutuhkan 84.000 bolivar untuk membeli satu dollar Amerika. Padahal di awal bulan ini, satu dolar senilai 41.000 bolivar. Dan pada awal tahun ini, hanya dibutuhkan 3.100 bolivar untuk membeli satu dolar, demikian menurut DolarToday, sebuah situs web yang melacak nilai tukar tidak resmi.
Menurut Steve Hanke, profesor ekononomi dari Johns Hopkins University AS, inflasi Venezuela mencapai 4.115 persen dibandingkan tahun lalu. Krisis kian memburuk setelah pemerintah gagal membayar utang (default). “Perekonomian Venezuela benar-benar menjadi spiral kematian yang komplet. Hal ini lebih buruk dibanding dua pekan lalu,” ucap ahli hiperinflasi itu.
Namun perusahaan riset Venezuela, Ecoanalitica, memperkirakan harga-harga pada Oktober meroket 1.430 persen dibandingkan tahun lalu. Tarif hotel dan harga makanan di restoran melonjak 70 persen dibanding bulan lalu.
Harga yang melambung memaksa penduduk Venezuela untuk menunggu berjam-jam di ATM, supermarket atau keduanya, hanya untuk mendatanginya. Dan keadaan menjadi semakin buruk.
Source: CNN Money
Editor: J. John