(Vibiznews – Forex) – Sterling menguat pada hari Senin setelah membukukan kenaikan mingguan terbesar dalam lebih dari satu bulan karena naiknya kekuatiran para investor akan hasil perundingan Brexit pada bulan depan sehubungan dengan krisis politik di Irlandia.
Kesepakatan di perbatasan Irlandia Utara – sebuah permintaan utama oleh pembuat kebijakan UE – tiba-tiba menjadi lebih rumit karena pemerintah Dublin tampaknya akan jatuh.
Uni Eropa menyerahkan kepada Perdana Menteri Theresa May, 10 hari “tenggat waktu mutlak” untuk kepastian akan nota kesepakatan Brexit, termasuk sebuah resolusi mengenai masalah perbatasan Irlandia Utara, atau menghadapi kegagalan dalam meyakinkan para pemimpin Uni Eropa untuk membuka perundingan perdagangan dengan Inggris pada pertemuan puncak bulan Desember mendatang.
Sementara di pasar mata uang sterling, termasuk perdagangan di bursa berjangka, sebagian besar telah sepi menjelang puncak krisis pada pertengahan Desember, para investor khawatir pound Inggris akan menjadi lebih rentan terhadap berita utama politik saat tanggal tersebut akan berakhir.
Perdana Menteri Irlandia Leo Varadkar, yang telah memperingatkan akan adanya veto tanpa Inggris dalam masalah perbatasan, dan kemungkinan akan mengadakan pemilihan umum yang dipercepat minggu depan, juga sudah menjadi isu baru di pasar.
Dalam seminggu dimana hari perdagangan berkurang dengan adanya liburan di Amerika Serikat dan Jepang, pound Inggris naik lebih dari satu persen pekan lalu, kenaikan mingguan terbesar sejak 15 Oktober.
Sterling mencapai level tertinggi dua bulan di $ 1.3360 pada hari Jumat dan berada di jalur untuk mencatat kenaikan bulanan pertama dalam tiga bulan. Semenata pada hari Senin, harga flat terhadap dolar di $ 1,3344. Nilai tukar sterling datar terhadap yen Jepang di level 148,57 yen.
Selasti Panjaitan/VMN/VBN/Senior Analyst Stocks-Vibiz Research Center Editor : Asido Situmorang