(Vibiznews – Forex) – Dolar Australia melonjak didukung data penjualan ritel yang lebih kuat dari perkiraan dan komentar mengenai inflasi dari bank sentral.
Dolar Australia menguat ke level terkuat didukung penjualan ritel Oktober yang mengalahkan perkiraan dan juga karena pernyataan Bank Sentral Australia yang mengatakan bahwa pihaknya melihat adanya kenaikan inflasi selama bank sentral membiarkan tingkat suku bunga pada rekor terendah 1,5 persen setelah pertemuan ke 15 tahun ini yang dimulai sejak hari Selasa.
Pound tetap berada di bawah tekanan setelah turun karena pembicaraan antara Inggris dan Uni Eropa gagal menghasilkan kesepakatan mengenai perundingan Brexit dengan perbatasan Irlandia yang masih tersisa.
Layanan Nikkei PMI adalah 48,5 bulan lalu, tergelincir di bawah angka 50 yang memisahkan pertumbuhan dan kontraksi. Sektor jasa dominan India dikontrak pada bulan November, sebuah alat pengukur swasta menunjukkan sehari sebelumnya
Saham
Indeks Topix naik 0,2 persen di penutupan Tokyo dan Nikkei 225 Stock Average turun 0,4 persen.
Indeks S & P / ASX 200 Australia ditutup turun 0,2 persen.
Indeks Kospi di Seoul naik 0,3 persen.
Indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,5 persen dan Shanghai Composite Index turun 0,2 persen.
MSCI Asia Pacific Index sedikit berubah.
Mata Uang
Yen turun 0,2 persen menjadi 112,58 per dolar.
Dolar Selandia Baru naik 0,7 persen menjadi 76,51 sen dolar AS. Dolar Selandia Baru melonjak 0,4 persen menjadi 68,88 sen AS setelah komentar dari gubernur bank sentral. Grant Spencer mengatakan Reserve Bank of New Zealand menjadi lebih fleksibel dalam penargetan inflasi.
Euro stabil di $ 1,1867 dan pound berada di $ 1,3433.
Obligasi
Imbal hasil pada Treasuries 10 tahun naik lebih dari satu basis poin di level 2,39 persen setelah naik sebanyak enam basis poin pada sesi sebelumnya. Sementara imbal hasil obligasi Jerman 10 tahun naik tipis menjadi 0,34 persen.
Komoditi
Minyak mentah West Texas Intermediate datar di $ 57,47 per barel setelah merosot 1,5 persen.
Emas diperdagangkan pada $ 1,275.51 per ounce.
Selasti Panjaitan/VMN/VBN/Senior Analyst Stocks-Vibiz Research Center Editor : Asido Situmorang