Mengawali perdagangan forex sesi Amerika hari Rabu (3/1/18), dollar AS berusaha bangkit dari tekanan sejak perdagangan akhir tahun lalu terhadap beberapa mata uang utama dunia seperti euro dan poundsterling. Kenaikan secara teknikal ini terjadi oleh konsolidasi pasar oleh data ISM manufaktur malam ini yang naik melampaui ekspektasi.
Namun prospek dollar AS kedepannya masih tertekan oleh penyebab jatuhnya mata uang tersebut diawal perdagangan tahun 2018. Awal tahun dollar AS anjlok ke posisi terendah dalam lebih dari tiga bulan oleh buruknya ekspektasi laju kenaikan suku bunga Federal Reserve di tengah outlook inflasi A.S. yang lemah.
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, sepanjang perdagangan tahun 2017 pergerakan nilai dollar AS terhadap mata uang utama dunia merupakan yang terburuk dalam 14 tahun terakhir. Dimana untuk tahun 2017, indeks dolar turun lebih dari 9,8 persen, tahun terlemah sejak 2003.
Terhadap rival utama lainnya perdagangan malam ini, terpantau dollar melemah terhadap aussie dan juga terhadap yen Jepang. Aussie mendapatkan kekuatan dari pergerakan harga minyak mentah dunia yang terus melambung sejak akhir tahun.
Indeks dollar yang menunjukkan kekuatan dollar AS terhadap banyak rival utamanya di awal perdagangan forex sesi Amerika naik ke 95.18, setelah akhir perdagangan sehari sebelumnya ditutup pada posisi 91.84 dan sempat menyentuh posisi terendah di kisaran 91.75.
Joel/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang