(Vibiznews – Forex) – Mata uang euro terpantau beringsut lebih rendah pada perdagangan Rabu (21/02) oleh dollar yang membangun pemulihan dari posisi terendah tiga tahunnya, sementara yield Treasury yang naik telah mendukung greenback menjelang rilis risalah pertemuan kebijakan Federal Reserve terakhir.
Mata uang kawasan Eropa ini telah turun 0,1 persen terhadap dolar, mengurangi kerugian sebelumnya menyusul sebuah survei yang menunjukkan kepercayaan bisnis di sektor swasta pada ekonomi terbesar Eropa, Jerman, mencapai rekor tertingginya di bulan Februari.
Euro terlihat di level di $1,2325, lebih rendah sekitar 230 poin dari level tertingginya di hari Jumat saat para investor merasa dollar telah oversold, dengan membeli kembali euro di pasar.
Mengutip CNBC (21/02), terhadap sekeranjang mata uang, dollar tampak naik 0,2 persen. Mata uang AS telah menguat hampir 2 persen sejak jatuh di posisi terendah tiga tahunnya pada hari Jumat, namun sebagian besar strategist percaya bahwa rally tersebut hanya sementara di tengah penurunan struktural jangka panjang.
Dollar telah jatuh tahun ini oleh kinerja ekonomi yang kuat di wilayah ekonomi lain, sementara kebijakan moneter diperkirakan akan semakin ketat, dan kekhawatiran Amerika Serikat menghadapi defisit anggaran yang terus meningkat.
Fokus pasar sekarang adalah pada keputusan Federal Reserve yang akan dirilis nanti (Kamis dini hari WIB) untuk mengetahui langkah-langkah berikutnya pada pengetatan moneter AS setelah kekhawatiran terhadap kenaikan inflasi yang mengguncang pasar dalam beberapa pekan terakhir.
Secara teknikal, analis Vibiznews melihat dollar index ini berpeluang mencapai level 90,56 bila dorongan beli terus mendongkrak greenback ini.
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group
Editor: Asido