(Vibiznews – Forex) – Mata uang dollar secara bertahap terus menguat pada hari Kamis (1/03), mendapatkan dukungan setelah pidato kepala baru Federal Reserve Jerome Powell yang bernada optimis pada ekonomi A.S. yang secara jelas mendukung kenaikan suku bunga lebih lanjut, telah menyebabkan saham global tergelincir.
Sebaliknya, data inflasi yang tipis di zona Eropa telah mengurangi harapan pasar bahwa Bank Sentral Eropa akan menggelontorkan kembali stimulusnya. Hal tersebut menekan euro ke posisi terendah lima minggunya terhadap dolar dan enam bulan rendah terhadap yen, demikian dirilis dari Reuters (1/03).
Indeks dollar terpantau naik ke level tertinggi lima minggunya di 90.72, karena optimisme Powell terhadap ekonomi A.S. menyiratkan the Fed akan menaikkan suku bunga empat kali tahun ini, satu kali lebih banyak dari perkiraan pasar sebelumnya.
Di sisi lain, Presiden ECB Mario Draghi mengatakan pada hari Senin melemahnya ekonomi zona euro mungkin lebih besar dari perkiraan sebelumnya.
Euro terlihat turun ke level $1,2188, level terendahnya sejak 18 Januari. Terhadap yen, mata uang tunggal ini turun menjadi 129,86 yen, posisi terlemah sejak awal September tahun lalu.
Secara teknikal, analis Vibiznews melihat dollar index ini berpeluang mencapai level 90,99 bila sentiment beli terus mendongkrak greenback ini. Sementara, euro kemungkinan akan tergerus sampai sekitar $1.2150, dan berpeluang rebound kemudiannya.
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group
Editor: Asido