Dolar AS Naik Tipis; Ketidakpastian Politik dan Kekuatiran Perang Dagang Masih Mengancam

806

(Vibiznews – Forex) Dolar AS naik tipis pada akhir perdagangan Kamis dinihari (15/030 setelah tiga hari berturut-turut mengalami kerugian, terpicu aksi bargain hunting, namun prospek dolar AS tetap suram di tengah ketidakpastian politik pemerintahan Trump dan kekhawatiran baru tentang perang dagang.

Presiden AS Donald Trump memecat Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson pada hari Selasa, seminggu setelah pengunduran diri penasihat ekonomi A.S. Gary Cohn, telah menggarisbawahi lingkungan yang tidak pasti dalam pemerintahan.

Tillerson digantikan oleh Central Intelligence Agency Director Mike Pompeo, yang dikatakan mencerminkan sikap keras garis keras Trump terhadap isu-isu politik internasional.

Selain situasi politik di kabinet Trump, investor semakin khawatir tentang meningkatnya proteksionisme di pemerintahan Trump yang berusaha menerapkan tarif impor Tiongkok hingga 60 miliar dolar dan akan menargetkan sektor teknologi dan telekomunikasi, demikian dua orang yang mendiskusikan masalah ini dengan pemerintahan Trump mengatakan pada hari Selasa, seperti yang dilansir CNBC.

Berita tersebut muncul sebelum pertemuan G20 minggu depan di mana para pemimpin dunia akan berjanji untuk memerangi praktik perdagangan yang tidak adil dan menekankan peran peraturan perdagangan global.

Di sisi ekonomi, data penjualan ritel A.S. pada hari Rabu tidak membantu dolar. Penjualan ritel turun, mengimbangi kenaikan yang lebih kuat dari perkiraan harga produsen dalam negeri bulan lalu. Itu seharusnya mendorong Federal Reserve menaikkan suku bunga secara bertahap. Pasar masih mengharapkan Fed menaikkan suku bunga tiga kali tahun ini, mulai pada pertemuan kebijakan moneter minggu depan.

Pada perdagangan tengah hari, indeks dolar naik 0,1 persen pada 89,73.

Terhadap yen, dolar turun 0,3 persen pada 106,29, setelah tergelincir semalam dari level tertinggi dua minggu karena kekhawatiran akan kontroversi politik di Jepang sedikit berkurang.

Di tempat lain, Euro mencapai titik terendah hari ini setelah Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi memberikan nada dovish dalam pidatonya. Itu terakhir turun 0,2 persen pada $ 1,2369. Draghi mengatakan ECB membutuhkan bukti lebih lanjut bahwa inflasi naik menuju targetnya namun semakin percaya diri berada di jalur untuk melakukannya.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan indeks dolar AS berpotensi bergerak lemah terpengaruh ketidakpastian politik pemerintahan Trump dan kekuatiran perang dagang AS dengan Tiongkok.

Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here