(Vibiznews – Index) – Indeks Nikkei Jepang rata-rata jatuh pada hari Jumat ke level terendah dalam lebih dari lima bulan karena kekhawatiran atas meningkatnya ketegangan perdagangan global yang memicu lonjakan yen, dipimpin saham-saham pabrik-pabrik penghasil mesin-mesin yang terpukul dengan keras.
Presiden AS Donald Trump menandatangani nota presiden pada hari Kamis bahwa akan menargetkan pengenaan tariff baru sampai $ 60 miliar pada barang-barang dari Tiongkok dan akan efektif setelah periode konsultasi 30 hari.
Indeks Nikkei Jepang berakhir 4,5 persen lebih rendah pada 20,617.86, persentasi penurunan harian terbesar sejak awal Februari dan level penutupan terendah sejak Oktober 3 tahun lalu.
Untuk minggu ini, indeks Nikkei telah anjlok 4,9 persen, penurunan mingguan terbesar sejak awal Februari juga.
Indeks Topix turun 3,6 persen menjadi 1,664.94, dengan semua 33 subsektor di wilayah negatif ditengah-tengah naiknya nilai penjualan, yang telah mencapai 3,6 triliun yen, terbesar sejak pertengahan Februari.
Harga saham pembuat peralatan Constitu Komatsu jatuh 6,3 persen.
Demikian juga dengan saham-saham pembuat alat mesin juga terpukul, dengan Makino Milling Machine geser 6,1 persen dan Okuma Corp menukik 7,4 persen.
Harga saham produsen robot industri Fanuc Corp turun 4,4 persen, pembuat peralatan semikonduktor Advantest dan Tokyo Electron turun 4,1 persen dan 5,7 persen, masing-masing.
Berita bahwa Trump telah mengganti H.R. McMaster sebagai penasehat keamanan nasional dengan John Bolton, elang yang telah menganjurkan menggunakan kekuatan militer terhadap Korea Utara dan Iran, juga melukai sentimen investor.
Dolar jatuh serendah 104,635 yen di perdagangan Asia awal pada hari Jumat, level terendah sejak November 2016, memicu kekhawatiran bahwa kekuatan mata uang Jepang akan berdampak pada pendapatan perusahaan Jepang.
Eksportir juga menghadapi tantangan yang berat, harga saham Honda Motor Corp jatuh 5,3 persen dan TDK Corp merosot 5,2 persen.
Selasti Panjaitan/VBN/Coordinating Partner/Vibiz Consulting Group
Editor : Asido Situmorang