(Vibiznews – Index) – Saham Asia berfluktuasi di tengah kurangnya dorongan atas pasar global setelah meredanya ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok.
Harga minyak mentah WTI bertahan di atas $ 65 per barel, dan Brent berjangka mencapai tingkat harga tertinggi dalam lebih dari tiga tahun.
Investor telah kembali fokus kepada data ekonomi AS dan prospek harga konsumen. Akhir pekan ini musim pelaporan hasil usaha akan dimulai dimulai dengan laporan keuangan dari perusahaan raksasa, JPMorgan Chase & Co untuk Citigroup Inc.
Perubahan kondisi geopolitik di Suriah juga menjadi perhatian. Sementara itu, Presiden AS Donald Trump secara intensif melakukan persiapan untuk mengeluarkan pernyataan pemerintah AS berkatian dengan serangan senjata kimia yang diduga di turunkan ke wilayah Suriah, yang membatalkan perjalanan yang direncanakan akhir pekan ini ke Amerika Selatan.
Saham
Indeks Topix Jepang turun 0,2 persen pada pukul 10:41 pagi di Tokyo.
Indeks S & P / ASX 200 Australia turun 0,3 persen.
Indeks Kospi naik 0,2 persen.
Indeks Hang Seng Hong Kong bertambah 0,4%, Shanghai Composite Index naik 0,2%.
Kontrak pada Indeks S & P 500 turun 0,4 persen, S & P 500 naik 1,7 persen.
Mata Uang
Yen Jepang naik kurang dari 0,1 persen menjadi 107,14 per dolar.
Euro sedikit berubah pada $ 1,2358.
Obligasi
Imbal hasil pada Treasuries 10-tahun AS stabil pada 2,80 persen. Sementara itu, imbal hasil obligasi 10-tahun Australia turun satu basis poin menjadi 2,69 persen.
Komoditas
Emas stabil di $ 1,340.07 per ounce.
Harga minyak mentah West Texas Intermediate bergerak datar pada $ 65,50 per barel setelah reli 3,3 persen.
Selasti Panjaitan/VBN/Coordinating Partner/Vibiz Consulting Group
Editor : Asido Situmorang