Dolar AS Melompat Tertinggi 4 Bulan; Yield Obligasi 10 Tahun AS Naik Hampir 3 Persen

883

(Vibiznews – Forex) Dolar AS naik ke level tertinggi empat bulan pada akhir perdagangan Selasa dinihari (24/04) seiring kenaikan imbal hasil Treasury AS 10-tahun menuju level 3-persen yang secara psikologis mendorong pembelian dolar AS, meninggalkan euro dan yen lebih rendah.

Imbal hasil 10-tahun mencapai tertinggi dalam lebih dari empat tahun di 2,998 persen, didorong oleh kekhawatiran tentang meningkatnya pasokan utang pemerintah dan mempercepat inflasi seiring naiknya harga minyak dan komoditas.

Tetapi meskipun sudah dekat, penghalang 3 persen terus bertahan hingga akhir sesi Senin. Dolar yang kuat juga mencerminkan prospek perdagangan yang membaik.

Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan pada hari Sabtu ia mungkin melakukan perjalanan ke China, sebuah langkah yang dapat meredakan ketegangan antara dua ekonomi terbesar di dunia.

Penurunan ketegangan perdagangan mendukung dolar dalam jangka pendek, khususnya terhadap euro dan yen.

Kenaikan imbal hasil obligasi AS belum selalu memberi dukungan ke dolar yang lebih tinggi pada tahun 2018 karena ketidakpastian politik AS dan ketegangan geopolitik terkadang menyebabkan gangguan antara tingkat suku bunga dan kinerja mata uang. Tetapi dengan imbal hasil Treasury 10-tahun mendekati 3 persen dan kesenjangan antara AS dan tingkat obligasi pemerintah Jerman pada tertinggi 29 tahun, dolar dibeli di seluruh papan.

Terhadap sekeranjang mata uang indeks dolar naik 0,69 persen menjadi 90,94, level tertinggi sejak 18 Januari.

Euro turun 0,67 persen menjadi $ 1,2204, tidak dibantu oleh survei yang menunjukkan aktivitas bisnis pada bulan April stabil di zona euro.

Euro telah menikmati reli yang kuat hingga Februari sebelum menemukan dirinya terjebak dalam kisaran perdagangan dengan dolar setelah Bank Sentral Eropa memperingatkan investor yang memperkirakan kenaikan suku bunga lebih cepat dari yang diperkirakan.

ECB mengadakan pertemuan kebijakan moneter pada hari Kamis.

Kenaikan imbal hasil obligasi juga memperlemah mata uang negara-negara berkembang Asia terhadap dolar, dengan yuan China dan won Korea turun dan rupiah Indonesia mencapai terendah dua tahun 13.889 per dolar.

Dolar Australia tergelincir ke terlemah sejak 13 Desember, jatuh ke level $ 0,7613, sementara sterling dan dolar Selandia Baru juga turun.

Yen merosot 0,98 persen menjadi 108,71 yen per dolar, terlemah sejak 13 Februari.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan dolar AS masih akan bergerak naik dengan menguatnya imbal hasil obligasi AS. Namun perlu dicermati aksi profit taking setelah kenaikan tinggi dolar AS.

Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here