(Vibiznews – Index) – Bursa saham Asia akan dibuka beragam dan dolar akan naik setelah pernyataan The Fed tentang tingkat inflasi yang mendekati target tanpa menyebutkan kebutuhan akan pengetatan bertahap dibidang kebijakan moneter.
Bursa saham di Hong Kong dan Korea Selatan diperkirakan akan turun sementara bursa saham Australia akan naik tipis. Hari ini pasar Jepang ditutup karena liburan. Indeks S&P500 ditutup turun setelah pernyataan bank sentral AS yang mempertahankan tingkat suku bunga.
Pemerintah AS akan memulai pembicaraan perdagangan di Tiongkok pada Kamis, dengan harapan yang tipis, bila tidak dicapai satu kesepakatan maka delegasi AS akan pulang lebih awal.
Hari ini pasar kembali akan mengikuti peristiwa dan data ekonomi untuk minggu ini seperti Komisi Eropa akan menyajikan prakiraan ekonomi musim semi, termasuk pertumbuhan, inflasi, utang dan proyeksi defisit.
Data ketenagakerjaan yang dikeluarkan pemerintah AS dijadwalkan pada hari Jumat dan para ekonom memperkirakan tingkat pengangguran akan turun ke 4 persen.
Musim pendapatan berlanjut, termasuk laporan keuangan dari Adidas yang dijadwalkan pada Kamis, lalu Alibaba dan HSBC Holdings Plc pada hari Jumat.
Reserve Bank of Australia merilis pembaruan pertumbuhan dan perkiraan inflasi triwulan pada hari Jumat.
Berkshire Hathaway akan mengadakan pertemuan dengan para pemegang saham tahunan di Omaha, Nebraska pada hari Sabtu.
Saham
Kontrak pada Indeks S & P / ASX 200 Australia naik 0,1 persen.
Kontrak pada indeks Hang Seng Hong Kong tergelincir 0,6 persen.
Kontrak pada Indeks S & P 500 turun kurang dari 0,1 persen pada pukul 7 pagi di Tokyo, S & P 500 turun 0,7 persen.
Indeks Pasar Berkembang MSCI turun 1 persen, penurunan terbesar dalam seminggu.
Mata Uang
Euro berada di $ 1,1955.
Pound diperdagangkan pada $ 1,3576.
Yen sedikit berubah pada 109,83 per dolar.
Obligasi
Imbal hasil pada obligasi 10-tahun naik satu basis poin menjadi 2,97 persen.
Komoditas
Minyak mentah West Texas Intermediate naik 1 persen menjadi $ 67,93 per barel.
Emas meningkat kurang dari 0,1 persen menjadi $ 1,305.08 per ounce.
Selasti Panjaitan/VBN/Coordinating Partner Vibiz Consulting Group
Editor : Asido Situmorang