(Vibiznews – Index) – Saham Asia bergerak lemah pada Kamis menjelang pertemuan dagang antara Tiongkok dengan AS yang dikuatirkan tidak akan menghasilkan kepuasan pasar.
Laporan administrasi Trump yang sedang mempertimbangkan tindakan eksekutif untuk membatasi beberapa kemampuan perusahaan Tiongkok untuk menjual peralatan telekomunikasi di Amerika Serikat, dapat mengganggu ketenangan investor.
Pembicaraan antara Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin dan Wakil Perdana Menteri Tiongkok Liu He akan dimulai Kamis malam, tetapi kesepakatan akan terobosan-terobosan baru dipandang sangat tidak mungkin.
Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang semuanya bergerak datar, sementara saham Korea Selatan berkurang 0,31 persen.
Nikkei Jepang ditutup untuk liburan, sementara E-Mini futures untuk S & P 500 hampir tidak beranjak.
Wall Street telah terhuyung pada hari Rabu karena potensi pembatasan AS pada perusahaan telekomunikasi Tiongkok memperkuat kekhawatiran investor tentang memburuknya hubungan perdagangan.
Dow berakhir turun 0,72 persen, sedangkan S & P 500 juga kehilangan 0,72 persen dan Nasdaq 0,42 persen.
The Fed melihat sedikit alasan untuk khawatir dengan inflasi yang rendah, sedikit di atas target 2,0 persen, terutama setelah periode panjang kinerja yang buruk.
Terhadap sekeranjang mata uang, indeks dolar menyentuh tertinggi sejak akhir Desember di 92,834 dan terakhir di 92,742.
Di pasar Treasury, imbal hasil merosot sedikit karena program pengembalian uang kuartalan sebesar $ 73 miliar datang di bawah ekspektasi, mengurangi tekanan pada harga karena melimpahnya pasokan.
Harga minyak tergelincir saat pasar berhati-hati menjelang batas waktu 12 Mei bagi AS untuk meratifikasi kesepakatan nuklir Iran.
Minyak mentah Brent berjangka turun 34 sen menjadi $ 73,00 per barel, sementara minyak mentah AS turun 33 sen menjadi $ 67,60.
Selasti Panjaitan/VBN/Coordinating Partner Vibiz Consulting Group
Editor : Asido Situmorang