(Vibiznews – Index) – Hasil pembicaraan tingkat tinggi antar negara dibidang perdagangan antara AS dan Tiongkok, data penggajian AS dan laporan keuangan Alibaba menjadi sorotan penting di akhir pekan ini.
Para pejabat AS dan Tiongkok menutup hasil pembicaraan pertama mereka hari Kamis tanpa memberikan pernyataan apa-apa berkenaan dengan usaha-usaha untuk menghentikan ketegangan mengenai trade barriers antar kedua Negara. Bahkan para delegasi tidak memberikan komentar kepada wartawan saat mereka tiba kembali di hotel tempat mereka menginap.
Namun para ekonom Gedung Putih menggambarkan pertemuan tersebut sebagai pertemuan yang “fairly positive”. Pembicaraan yang berakhir hari Jumat ini diperkirakan akan sulit menghasilkan kesepakatan seperti yang diharapkan.
Departemen perdagangan Amerika Serikat melaporkan “merchandise trade gap” antar kedua Negara naik 16% menjadi USD 91.1 milyar untuk kuartal pertama. Bahkan dalam laporan terpisah diketahui bahwa pemerintah Tiongkok telah membatalkan pengiriman kacang kedelai dari Amerika Serikat.
Jack Ma, pimpinan Alibaba diperkirakan akan melaporkan kinerja usahanya yang memperlihatkan penurunan profit yang pertama kali untuk satu setengah tahun terakhir. Sementara hasil penjualan diharapkan naik 53 persen ke 59 miliar yuan atau setara dengan USD 9,3 miliar yang sebenarnya merupakan hasil penjualan yang terendah dalam tujuh kuartal terakhir. Biaya-biaya investasi sampai kepada biaya-biaya logistic, cloud computing dan biaya-biaya penjualan eceran diluar online naik bersamaan dengan naiknya biaya-biaya yang berkaitan dengan barang-barang teknologi global.
Pasar juga akan didominasi berita-berita penting di hari Jumat ini. Para investor akan mengamati laporan kuartalan RBA, Australia berkaitan dengan kondisi perekonomian yang terakhir. Juga data ketenagakerjaan AS akan keluar Jumat ini. Para ekomom memperkirakan akan terjadi rebound pada “nonfarm payroll” untuk bulan April, setelah data yang membaik untuk bulan Maret lalu.
Selasti Panjaitan/VBN/Coordinating Partner Vibiz Consulting Group
Editor : Asido Situmorang
