(Vibiznews – Index) Bursa Saham Eropa bergerak lemah Senin (14/05) terkena sentimen negatif, dimana investor fokus pada politik Italia, rencana sanksi AS terhadap Eropa terkait sanksi Iran, dan penurunan saham energi.
Indeks FTSE bergerak pada 7707.15, turun -17.40 poin atau -0.23%
Indeks DAX bergerak pada 12942.57, turun -58.67 poin atau -0.45%
Indeks CAC bergerak pada 5526.86, turun -15.08 poin atau -0.27%
Indeks Pan-Eropa Stoxx 600 turun 0,17 persen, dengan sektor dan bursa utama bergerak berlawanan arah.
Saham-saham minyak dan gas di zona merah, karena harga minyak keluar dari tertinggi multi-tahun mereka. Brent turun 0,3 persen pada $ 76,91 dan WTI diperdagangkan lebih rendah sebesar 0,2 persen pada $ 70,53 selama perdagangan Eropa pagi. Harga telah didukung oleh berita bahwa AS akan menarik diri dari rencana de-nuclearization dengan Iran. Tetapi pada hari Senin, para pedagang melihat ke depan untuk laporan pasar minyak OPEC bulanan.
Sementara itu, saham perawatan kesehatan naik 0,6 persen, pulih dari kemerosotan pekan lalu setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana untuk menurunkan harga obat resep.
Iwg naik ke atas patokan Eropa, naik 20 persen, setelah tiga perusahaan berbeda mengisyaratkan minat membeli perusahaan. Perusahaan energi Portugis, EDP, juga naik hampir 12 persen setelah kelompok China Three Gorges mengajukan tawaran pengambilalihan. Di ujung lain, Lundbergs jatuh 50 persen dan Victrex turun 4,7 persen. Yang terakhir melaporkan laba sebelum pajak lebih tinggi tetapi memperingatkan headwind pendapatan tetap pada tahun 2019.
Di Eropa, fokusnya adalah pada Italia di mana dua partai anti-kemapanan – Gerakan Lima Bintang dan Lega – terkunci dalam pembicaraan selama akhir pekan. Mereka telah memanggil Presiden Italia, Sergio Mattarella, untuk mempresentasikan hasil negosiasi mereka. Jika presiden menyetujui kesepakatan mereka, maka pengulangan pemilihan Maret tidak akan diperlukan lagi.
Perusahaan-perusahaan Eropa juga di bawah tekanan setelah komentar dari penasihat keamanan nasional Gedung Putih, John Bolton. Dia mengatakan kepada CNN Minggu bahwa perusahaan-perusahaan Eropa mungkin terkena sanksi AS jika Eropa tidak mengikuti langkah Trump untuk menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bursa Eropa akan bergerak lemah, masih tertekan sentimen negatif kondisi politik Italia, rencana sanksi AS terhadap Eropa terkait sanksi Iran, dan penurunan saham energi.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group