(Vibiznews – Forex) Dolar AS rally terhadap sekeranjang mata uang utama pada akhir perdagangan Rabu diihari (16/05), naik tertinggi sejak Desember, terpicu peningkatan data belanja konsumen AS yang memberikan tekanan jual baru pada obligasi pemerintah AS dan mengirim imbal hasil obligasi 10-tahun ke level tertinggi sejak Juli 2011.
Indeks dolar AS, yang mengukur dolar AS terhadap sekeranjang enam mata uang lainnya, naik 0,69 persen pada 93,22, setelah naik setinggi 93,457. Terhadap yen, dolar naik 0,58 persen pada 110,29 yen, yang terkuat sejak awal Februari.
Imbal hasil obligasi pemerintah mencapai tinggi 3,095 persen, melewati tingkat psikologis kunci dari 3 persen yang melanda pada akhir April.
Berita ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan dari zona Eropa dan Inggris juga membantu dolar menguat terhadap euro dan sterling, katanya.
Data pada hari Selasa menunjukkan penjualan ritel AS meningkat sedikit pada bulan April karena kenaikan harga bensin memotong pengeluaran diskresioner, tetapi belanja konsumen muncul di jalur untuk berakselerasi setelah melambat tajam pada kuartal pertama.
Euro jatuh ke level rendah 2018 baru di 1,1821, setelah pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan di Jerman. Itu berakhir turun 0,69 persen pada $ 1,1843.
Sterling, yang telah tertekan dalam beberapa pekan terakhir oleh data ekonomi lemah dan keputusan oleh Bank of England untuk menahan suku bunga, merosot ke level rendah 2018 baru $ 1,3452 sebelum memangkas kerugian untuk diperdagangkan turun 0,32 persen pada $ 1,351.
Malam nanti akan dirilis data Building Permits AS dan Housing Starts AS bulan April yang diindikasikan melemah.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan mata uang dolar AS akan bergerak positif dengan meningkatnya imbal hasil obligasi AS. Namun jika malam data Building Permits AS dan Housing Starts AS bulan April terealisir melemah akan dapat menekan dolar AS.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group
