(Vibiznews – Index) – Dolar mengambil tanjakan di tertinggi lima bulan pada hari Kamis, sementara biaya pinjaman pemerintah terus menggelembung ke atas karena harga minyak mencapai tertinggi sejak 2014 di hampir $ 80 per barel.
Imbal hasil Treasury AS sepuluh tahun, yang merupakan pendorong utama dari biaya pinjaman global, mendekati 7 tahun tinggi yaitu 3,12 persen karena minyak yang lebih tinggi menunjuk inflasi yang lebih tinggi dan diikuti data penjualan ritel AS yang optimis pada hari Rabu.
Saham global dan Eropa merayap lebih tinggi tetapi dua sorotan pasar makro besar lainnya tetap di Italia dan Turki.
Lira Turki kembali melemah karena ada kekhawatiran tentang perluasan kekuasaan Presiden Tayyip Erdogan yang dapat berarti jika ia memenangkan pemilihan di negara itu bulan depan seperti yang diperkirakan secara luas.
Minyak mentah berjangka Brent berada terakhir di $ 79,47 per barel, naik 0,12 persen dari penutupan terakhir mereka, sementara minyak mentah AS berada di $ 71,67 per barel, naik 18 sen. Keduanya kini naik hampir 30 persen sejak Februari dan 80 persen sejak Juni tahun lalu.
ANZ Bank mengatakan pada Kamis bahwa Brent sekarang mengancam untuk menembus $ 80 per barel, sebagai risiko geopolitik yang terus mendukung harga dan sebagai penurunan tak terduga dalam persediaan di AS yang mendorong semangat investor.
Sementara itu, Bank AS Morgan Stanley menaikkan perkiraan harga Brent menjadi $ 90 per barel pada tahun 2020 karena peningkatan permintaan yang stabil.
Kembali di pasar mata uang, sterling menguat terhadap dolar dan euro setelah surat kabar Inggris melaporkan bahwa Perdana Menteri Theresa Mei akan memberitahu Brussels bahwa Inggris siap untuk tetap di sistem pabean Uni Eropa setelah pengaturan transisi diatas tahun 2021.
Selasti Panjaitan/VBN/Coordinating Partner Vibiz Consulting Group
Editor : Asido Situmorang



