(Vibiznews – Forex) Dolar AS naik tipis terhadap Euro dan mencapai tertinggi tiga minggu terhadap yen pada hari Rabu sore (13/06) menjelang pengumuman kebijakan Federal Reserve dimana investor akan mencermati petunjuk tentang berapa banyak kenaikan suku bunga AS pada tahun ini.
The Fed menyimpulkan pertemuan kebijakan dua hari pada hari Rabu dan diperkirakan akan menaikkan suku untuk kedua kalinya tahun ini.
Laporan bahwa Ketua Fed Jerome Powell sedang mempertimbangkan mengadakan konferensi pers dan mengambil pertanyaan setelah pertemuan Fed juga mendukung dolar karena menaikkan harapan bahwa Fed dapat menaikkan suku bunga lebih sering.
Investor fokus pada apakah Fed mengetatkan kebijakan empat kali pada 2018, dari tiga kali yang ditunjukkan awal tahun ini, setelah ekonomi terbesar dunia itu telah berkembang secara mantap.
Indeks dolar naik tipis 0,1 persen menjadi 93,867, setelah naik 0,25 persen pada hari sebelumnya.
Dolar AS diperdagangkan datar terhadap Euro di $ 1,1745, sementara naik 0,2 persen terhadap yen menjadi 110,58 yen setelah mencapai 110,68, tertinggi sejak 23 Mei.
Spekulasi bahwa ECB dapat memberi isyarat niatnya untuk melonggarkan program pembelian obligasi besar-besaran pada tahun 2018 mengangkat Euro ke tertinggi tiga minggu dari $ 1,1840 minggu lalu.
Poundsterling Inggris merosot 0,2 persen menjadi $ 1,3350, tidak dapat menahan kenaikan yang dibuat semalam ketika sebentar naik menjadi $ 1,3424 setelah Perdana Menteri Inggris Theresa May melihat pemberontakan di parlemen atas amandemen RUU untuk keluarnya negara itu dari Uni Eropa tahun depan.
Dolar Kanada, yang telah jatuh sangat dalam beberapa pekan terakhir di tengah kekhawatiran perselisihan perdagangan yang meningkat dengan Amerika Serikat akan memukul ekonomi tetangganya di utara dengan keras, turun 0,2 persen ke C $ 1,3040, tidak jauh dari posisi terendah tiga bulan C $ 1,3068.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan mata uang dolar AS berpotensi naik dengan menguatnya perkiraan kenaikan suku bunga AS pada keputusan The Fed AS dinihari nanti.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group
